Pertamina Siapkan 20 Hektar Lahan Untuk Relokasi Warga Terdampak Proyek Kilang Minyak Tuban

Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur PT .Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia/RMOLJatim
Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur PT .Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia/RMOLJatim

PT Pertamina (Persero) sudah menyiapkan lahan seluas 20 hektar untuk tempat relokasi rumah warga yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.


Lahan tersebut berada di tanah milik Perhutani di tepi jalur Pantura, tepatnya di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. Dimana, lahan tersebut untuk 151 Kartu Keluarga (KK) beserta dengan fasilitas umum (fasum) lainnya.

“Lahannya milik Perhutani dan telah siap 20 hektar beserta fasum-fasum lainnya,” ungkap Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia pada Kantor Berita RMOLJatim di Mangrove Center Tuban , Rabu, (17/2/)

Menurutnya, mereka yang direlokasi merupakan warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban. Selanjutnya mereka akan dipindahkan setelah pemukiman baru selesai dibangun dan siap huni.

“Selama belum dibangun, mereka tetap tinggal di rumahnya masing-masing,” jelas Kadek panggilan akrabnya.

Ia menjelaskan, sejauh ini ada warga yang tidak mau keluar dari Desa Wadung. Sehingga ada istilah relokasi mandiri. Dimana, warga bersepakat untuk membeli tanah sendiri di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban.

“Ada relokasi mandiri yakni warga mengambil uang tunai secara langsung dan itu sudah banyak,” ungkap Kadek.

Selian itu, Kadek menerangkan ada juga sejumlah warga yang telah siap untuk direlokasi dilahan yang telah disiapkan oleh Pertamina. Alasannya, karena lokasinya lebih prospektif lantaran dekat dengan jalur Pantura.

“Ada juga yang mau ikut di lahan yang telah kita sediakan, karena mungkin lebih prospektif, berada di jalur Pantura dan harga lebih murah dari pada beli di luar,” imbuhnya.

Sebatas diketahui, harga ganti rugi lahan milik warga untuk proyek kilang minyak itu dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 680.000 per meter persegi. Penentuan nilai harga itu telah diputuskan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) setalah melakukan penghitungan harga melalui appraisal.

Jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak itu ada 529 bidang atau sekitar 348 hektar berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.

Proyek pembangunan kilang minyak itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (asumsi kurs Rp 14.084, red) yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2026 mendatang.

Dimana, proyek itu menempati area seluas kurang lebih 900 hektar. Dengan rincian, lahan milik KLHK, warga, dan Perhutani. Termasuk, Pertamina melakukan restorasi dan reklamasi laut.

Kilang Tuban ini juga merupakan salah satu kilang tercanggih di dunia yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.