Audensi Tanpa Solusi, Warga Rungkut Dihantui Polusi

Unjuk rasa warga menuntut pencemaran limbah pabrik.   
Unjuk rasa warga menuntut pencemaran limbah pabrik.  

Warga Rungkut Kidul Surabaya, terus berupaya memperjuangkan nasib kesehatannya atas polusi udara dari limbah pabrik yang berada di kawasan industri PT. Sier Rungkut.


Kemarin, puluhan warga menuntut keadilan dan meminta pertanggungjawaban PT Sinar Mas yang diduga mencemari lingkungan karena limbah pabrik yang dihasilkan dari sisa pembakaran.

Warga menyebutkan, limbah debu pasir sangat berdampak kepada warga Rungkut Kidul. Debu pasir ini mengganggu aktifitas bahkan kesehatan warga. Limbah debu pasir juga mengotori rumah warga dan tempat ibadah (Mushollah).

Beberapa industri di kawasan PT. Sier pun sempat didatangi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya, Satpol-PP dan Anggota DPRD sejak tanggal 9 Februari 2021 lalu, namun sampai saat ini tidak ada respon baik.

"Kami meminta pertanggung jawaban dari industri di area PT. Sier, yang telah mencemarkan limbah debu pasir. Limbah ini sangat mengganggu warga Rungkut Kidul," kata Salah satu warga dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (24/2).

"Meski sudah didatangi oleh anggota dewan surabaya, namun sampai saat ini tidak ada respon baik dari industri di kawasan PT. Sier," tambahnya.

Kami berharap, pemerintah kota surabaya bisa segera membantu warga Rungkut Kidul untuk mencari solusi terbaik. Karena limbah ini juga membuat sesak nafas warga.

Sementara itu saat dimintai keterangan oleh awak media, dari pihak PT. Sier enggan untuk menjelaskan terkait hasil pertemuan dengan warga Rungkut Kidul.

Sebelummya diberitakan, warga Rungkut Kidul, Surabaya dibuat resah oleh polusi udara yang dihasilkan dari salah satu pabrik yang terletak di kawasan PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Polusi udara tersebut sangat mengganggu aktifitas bahkan kesehatan warga.

Warga sekitar pabrik menduga, polusi udara tersebut dihasilkan dari PT. Smart tbk. Debu warna hitam yang keluar dari cerobong asap itu beterbangan sampai kerumah-rumah warga.

Warga mengaku limbah tersebut sangat mengganggu pernafasan, dan warga kerap mencium bau yang tidak sedap, bahkan tak sedikit warga yang merasakan matanya perih jika melintas didepan pabrik tersebut.

Warga yang resah dan merasa terganggu berupaya mendatangi perusahaan tersebut pada Selasa 9 Februari 2021 lalu. Mereka datang dengan membawa bukti debu warna hitam yang di kumpulkan, atau limbah udara hasil pembakaran yang keluar dari cerobong asap dan mendarat di rumah-rumah warga.

"Pertemuan warga dengan pihak perusahaan tersebut menghasilkan janji-janji palsu, seperti janji akan dilakukan uji laboratorium yang hasilnya akan disampaikan dalam kurun waktu tiga hari, dan cek kesehatan untuk warga terdampak. Namun janji itu ternyata hanya omong kosong belaka," terang Ahmad Fadil salah satu warga. 

Lebih lanjut Fadil menjelaskan, dari pihak Kelurahan Rungkut Kidul, atau muspika setempat, sampai saat ini belum ada respon mengenai hal tersebut, entah tidak tau atau tidak mau tau yang jelas belum ada tindakan sama sekali.

"Kalau pihak SIER tidak segera melakukan tindakan, maka jangan salahkan kami warga Rungkut yang melakukan tindakan, terhadap Pabrik-pabrik yang diduga mencemari lingkungan warga Rungkut Kidul," ujar Fadil, warga terdampak.

Warga berharap pemerintah setempat bisa membuka mata dan telinga lebar lebar, terkait permasalahan yang di alami oleh warga Rungkut Kidul, sehingga limbah udara itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.