WHO Sebut Pandemi Covid-19 Akan Berakhir Prematur dan Tidak Realistis

Direktur Program Kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan dan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyerus/Net
Direktur Program Kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan dan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyerus/Net

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap bahwa pandemi Covid-19 yang akan berakhir segera merupakan pemikiran yang prematur dan tidak realistis. Untuk itu, dunia harus tetap fokus mengendalikan penularan serendah mungkin. 


Direktur Program Kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan menyebut, kehadiran vaksin yang efektif setidaknya dapat membantu mengurangi angka rawat inap dan kematian. Bahkan banyak dari vaksin berlisensi dapat membantu mengekang penyebaran virus secara eksplosif. 

"Jika vaksin mulai berdampak tidak hanya pada kematian dan tidak hanya pada rawat inap, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penularan, maka saya yakin kami akan mempercepat pengendalian pandemi ini," ujar Ryan, seperti dikutip Associated Press pada Selasa (2/3). 

Kendati begitu, Ryan memperingatkan agar tidak berpuas diri, karena tidak ada jaminan dalam wabah yang tengah berkembang. 

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengimbau agar negara-negara tidak memikirkan rakyatnya sendiri, karena untuk menghentikan pandemi dibutuhkan upaya secara global. 

"Negara tidak berpacu dengan satu sama lain. Ini adalah perlombaan umum melawan virus. Kami tidak meminta negara-negara untuk mempertaruhkan rakyatnya sendiri. Kami meminta semua negara untuk menjadi bagian dari upaya global untuk menekan virus di mana-mana," jelasnya. 

Tedros juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya dalam tujuh pekan, jumlah kasus Covid-19 meningkat pekan lalu, setelah enam pekan berturut-turut jumlahnya menurun. 

Tedros mengatakan WHO sedang bekerja untuk lebih memahami mengapa kasus meningkat, tetapi bagian dari lonjakan itu tampaknya disebabkan oleh pelonggaran langkah-langkah kesehatan masyarakat.