Bahas Mutasi Virus Hingga Penangguhan Vaksin AstraZeneca, Menlu Retno Pimpin COVAX AMC EG 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi/Net
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi/Net

Selaku co-chair COVAX AMC Engagemet Group (AMC EG), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali memimpin pertemuan, bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia, Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Karina Gould. 


Pertemuan virtual itu diselenggarakan pada Rabu (17/3) untuk membahas perkembangan program vaksinasi di dunia, serta distribusi vaksin COVAX. 

Retno mengatakan, sejak pertemuan pada Januari, terjadi perkembangan positif, di mana program vaksinasi telah dimulai setidaknya di 131 negara. COVAX sendiri telah mengirim lebih dari 28,3 juta dosis ke lebih dari 46 negara. 

"Semua ini memberikan harapan. Mari kita terus bekerja sama untuk menjaga momentum ini," ujar Retno, seperti keterangan tertulis Kemlu dilansir Kantor Berita Politik RMOL. 

Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan bahwa COVAX telah berhasil memobilisasi dana sebesar 6,3 miliar dolar AS, dan telah melakukan kesepakatan dengan perusahaan manufaktur vaksin untuk mengamankan 2,3 miliar dosis hingga tahun 2021. 

Kendati begitu, COVAX akan melakukan kampanye penggalangan dana tambahan di beberapa pertemuan internasional, seperti G7, G20, hingga Sidang Majelis Umum PBB. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin, khususnya bagi negara berkembang dan kurang berkembang. 

Terkait mutasi varian baru Covid-19, WHO menyebutkan bahwa mutasi virus adalah sesuatu yang telah diprediksi sejak awal. WHO akan terus memonitor mutasi virus. Namun hingga saat ini varian tidak berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin yang dikirim melalui COVAX Facility.

Sementara perihal keputusan beberapa negara untuk menunda penggunaan vaksin AstraZeneca, WHO menyampaikan hingga saat ini nilai manfaat dari vaksin tersebut lebih besar dari risiko yang ditemui. Untuk itu, WHO merekomendasikan vaksinasi dengan AstraZeneca dapat dilanjutkan.