Lemon Telasih, Minuman Racik Surabaya yang Pernah Diperuntukkan Khusus Bangsawan Belanda

Peralatan dan proses pembuatan yang masih dilakukan sesuai pertama kali dibuat.
Peralatan dan proses pembuatan yang masih dilakukan sesuai pertama kali dibuat.

Siropen Telasih Surabaya, dikenal dengan nama Siropen. Minuman sejenis limun yang mampu menyegarkan tenggorokan.


Meski buatan dari Surabaya sejak tahun 1923, namun justru dikenal di luar negeri.

"Sayangnya, meski diakui warga Belanda, Siropen  justru jarang dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat lokal," kata pengelolah Siropen, Laode Muhammad Alfianian Zaadi, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin, (22/3).

Siropen adalah minuman sirup yang dibuat sudah tiga generasi, sejak jaman Belanda hingga sekarang. Harganya, dibandrol sekitar 40 ribu hingga 100 ribu rupiah per botol, tergantung kelas rasanya. Lebih nikmat, jika diminum dingin. 

Aroma yang khas menggoda dimulai  ketika tutup botol dibuka.

Sensasi rasanya cukup unik. Selain manis, ada sedikit rasa kecut di rahang, tetapi tidak terlalu mengganggu ketika masuk di kerongkongan. Beberapa orang bahkan sengaja  menelan-nelan rasa kecut buah itu sebagai rasa pembeda. 

"Itulah Siropen Telasih Surabaya yang pertama kali dibuat dengan rasa Frambozen," kata Laode.

Tempat pembuatan Siropen Telasih Surabaya, masih seperti dilulu, berlokasi di gedung tua, Jalan Mliwis no 5 Surabaya. Bagian atas gedung, tertulis Pabrik Limoen J.C. van Drongelen & Hellfach

Adalah JC Van Drogelen, seroang warga Belanda yang pertama kali memproduksi Siropen pada tahun  1923.

"Proses pembuatan sirup yang dilakukan oleh JC Van Drogele dulu, dengan pegawai sekarang, prosesnya masih sama. Bahannya sama, alatnya juga sama. Wajan atau tungku yang dipakai dulu, sampai sekarang masih dipakai," lanjut Laode.

Generasi sekarang bukan hanya melestarikan  Siropen saja. Tetapi, juga  melestarikan proses pembuatan, yakni dengan alat-alat dan pabrik di lokasi yang sama sejak didirikan, yakni,  Pabrik Limoen J.C. van Drongelen & Hellfach.

Pada intinya, masih kata Laode,  proses pembuatan Siropen yang terpenting pada pelarutan gula aslinya, termasuk bagaimana proses  melakukan pengendapan gula, hingga campuran bahan yang lain.  Cara itu sama persiss dengan prosedur saat awal pabrik tersebut berdiri. Dengan begitu, ketajamanan rasa serta kemurnian aromanya terus terjaga.

"Karena tak ada perbedaan dengan pembuatan pertama itulah, justru keberadaan Siropen  bisa bertahan hingga sekarang. Kalau pun ada perbedaan, mungkin kemasan botolnya yang dijual saja," terang Laode.

Dulu, masih kata Laode, minuman limun Siropen Telasih, dibuat khusus untuk disajikan bagi para pejabat kolonial Hindia Belanda dan para bangsawan, termasuk perwira perwira Jepang.

Tidak satupun  warga pribumi diperkenankan menikmati minuman tersebut. Selain tidak dijual bebas, rakyat dianggap belum pantas untuk menikmatinya.

Namun, usai proklamasi kemerdekaan tahun  1945, aset peninggalan kolonial ini ditinggal pergi oleh keluarga Drongelen, hingga kemudian dinasionalisasikan oleh Presiden Soekarno.

Pada saat itulah,  Siropen Telasih diproduksi oleh warga Indonesia dan  bisa dijual bebas. Masyarakat pun bisa menikmatinya. Pada tahun 1962, pabrik sirup legendaris itu diambil alih oleh Pemprov Jawa Timur.

Saking nikmatnya, Sirup Siropen Telasih Surabaya, kerap dijadikan buah tangan bagi wisatawan mancanegara. Tak ayal, sirup jenis limun ini juga termasuk salah satu khas oleh-oleh dari Surabaya. 

Bukti kekuatan Sirup Siropen ini juga diakui oleh turun temurun keluarga Van Drongelen yang ada di Belanda, yang masih mengkonsumsi sirup jenis yang sama.

"Sekitar empat tahun lalu, anak cucu Van Drongelen, singgah di sini hanya untuk membeli dan mencicipi sirup ini," kata Laode.

"Mereka bilang, jika kualitas sirup ini masih sama dengan yang aslinya. Sama seperti khas sirup Belanda," sambungnya.

Sayang, meski diakui warga Belanda, sirup Siropen Telasih Surabaya, justru jarang dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat lokal.

"Masyakarat lokal tidak banyak literasi, jadi mereka kurang tahu. Kalau pun tahu, dikira ini sirup mahal, karena dianggap sebagai sirup borjuis. Padahal, harganya  sama dengan sirup import. Tapi sirup ini justru lebih berkualitasnya." tutup Laode.