Faskes Tidak Boleh Tolak Lansia Penerima Vaksin Covid-19 Kedua

Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito/Ist
Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito/Ist

Satgas Penanganan virus corona baru (Covid-19) meminta fasilitas kesehatan (Faskes) yang menyelenggarakan vaksinasi tidak menolak warga lanjut usia (lansia) untuk menerima vaksin kedua.


Dalam penerapannya, meskipun melakukan vaksin pertama di faskes berbeda, para Lansia bisa menjalani vaksinasi.

Penerapan pelayanan Faskes itu menyusul adanya laporan bahwa ada Lansia yang ditolak faskes karena alasan tersebut.

Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta warga lansia tidak perlu khawatir.

Wiku memastikan, pemerintah akan memberi kesempatan bagi lansia yang sudah mendapatkan vaksin pertama, akan mendapatkan vaksin kedua dengan tempat yang berbeda.

Dijelaskan Wiku, Kementerian Kesehatan melalui keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah mengeluarkan keputusan yang mengakomodir hal itu.

"Keputusan Dirjen P2P yang sudah dikeluarkan merupakan komitmen dan upaya pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi Lansia dalam mengikuti program vaksinasi," tegas Wiku di di Graha BNPB, Kamis (25/3) yang juga disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Satgas juga mengimbau Faskes mengikuti keputusan Dirjen P2P Kemenkes tersebut.

Tujuannya, untuk tetap memfasilitasi Lansia untuk menerima vaksin kedua meskipun menerima vaksin pertama pada faskes yang berbeda.

Target dari pemerintah para lansia tidak terhambat untuk menerima vaksin kedua. Yang mana diperlukan Lansia agar tidak terpapar virus Covid-19.

Masih terkait vaksin kedua, masyarakat juga mempertanyakan bahwa ada lansia yang menerima vaksin kedua kurang dari 28 hari sejak vaksin pertama.

Merujuk Emergency Use of Authorization (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), bahwa waktu vaksinasi kedua adalah selang 28 hari paska vaksin pertama.

"Karena Lansia membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dalam membentuk antibodi. Diharapkan jadwal yang ditentukan dapat merefleksikan jadwal tersebut. Bahwa manfaat vaksin dapat diterima secara maksimal," pungkas Wiku.