Tempat Wisata Dibuka Tapi Mudik Dilarang, PKS: Kebijakan Aneh, Masyarakat Bingung

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani/Net
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani/Net

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menilai kebijakan pelarangan mudik lebaran 2021 aneh. Sebab di satu sisi pemerintah melarangan mudik namun membuka destinasi wisata. Hal ini akan membuat masyarakat bingung dan 'membandel' untuk tetap mudik. 


"Kebijakan ini tujuannya apa? Kalau pelarangan mudik untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19, kenapa destinasi wisata justru dibuka dan diperbolehkan?" kata Netty dalam keterangannya seperti dilaporkan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/4). 

Netty meminta agar pemerintah konsisten dalam membuat kebijakan karena saat ini kasus Covid-19 Indonesia masih tinggi. Data per Minggu (11/4) kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.566.995 orang. 

Menurut politisi PKS ini, jika memang pemerintah ingin mengendalikan Covid-19, maka seharusnya tempat wisata jangan dibuka. 

"Aneh kalau masyarakat dilarang mudik, tetapi wisata tetap dibuka. Sudah pasti masyarakat yang tidak mudik itu akan memenuhi tempat-tempat wisata tersebut," katanya. 

"Apakah ini yang diinginkan oleh pemerintah terjadi kerumunan warga masyarakat di lokasi wisata? Padahal vaksinasi yang disebut-sebut sebagai game changer untuk mengatasi Covid-19 juga masih berjalan lambat," imbuhnya. 

Kata Netty, pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa hingga Senin (5/4) Indonesia telah menyuntikkan 12,7 juta dosis vaksin. Dan pembukaan wisata akan tetap memerhatikan protokol kesehatan. 

Namun, pada prakteknya tetap sangat sulit menerapkan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata. 

"Misalnya saja di pantai atau kolam renang yang pastinya akan diserbu oleh pengunjung, bagaimana penerapan prokesnya? Apa mungkin bisa menjaga jarak di tempat-tempat seperti itu? Apalagi masyarakat dilarang mudik, maka sudah pasti tempat wisata akan membludak" tandasnya.