Malam-malam 'Dikirimi' Banjir Luapan Kali Madiun, Warga Ngawi Mulai Jenuh

Banjir di Kecamatan Kwadungan, Ngawi akibat Kali Madiun meluap
Banjir di Kecamatan Kwadungan, Ngawi akibat Kali Madiun meluap

Hujan lebat yang terjadi di sebagian wilayah Ponorogo, Magetan dan Madiun pada Rabu malam sampai Kamis dini hari, (15/4), membuat Kali Madiun meluap alias banjir. Dampaknya langsung dirasakan warga Ngawi yang lokasi pemukimanya berada di sekitar Kali Madiun. 


Seperti di Desa Simo masuk Kecamatan Kwadungan, Ngawi. Banjir kiriman tersebut mulai menggenangi sejumlah area jalan penghubung antar desa. Luapan Kali Madiun mulai masuk ke pemukiman dan jalan desa sekitar pukul 01.00 WIB. Hingga Kamis pagi ketinggian air rata-rata mencapai setengah meter hingga lebih sedikit.

"Bosan dan jenuh mas banjir semacam ini hampir tiap waktu terjadi ketika musim penghujan. Penyebabnya dari dulu hingga sekarang masih sama yakni akibat Kali Madiun banjir itu saja," terang Sofyan salah satu warga yang mengaku berasal dari Desa Simo, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis, (15/4).

Ia mengaku heran pihak pemerintah sejauh ini belum bersikap melakukan upaya pencegahan. Suatu contoh dengan menambah ketinggian tanggul di beberapa titik sepanjang Kali Madiun dengan melibatkan Balai DAS Solo selaku pemangku sekaligus pengelola Kali Madiun maupun Bengawan Solo.

"Kerugian yang ditimbulkan dari banjir kiriman  itu luar biasa. Lihat saja wilayah sini hendak musim tanam kedua terpaksa tertunda. Parahnya lagi beberapa waktu kemarin pas mau panen padi gagal akibat banjir tolonglah pemerintah mendengar keluhan kita," ulasnya.

Terpisah, Teguh Puryadi Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi menerangkan dari data sementara banjir kiriman Kali Madiun berdampak pada 5 desa dari 2 kecamatan antara Pangkur dan Kwadungan. Diakuinya, banjir memang menggenangi ruas jalan dan sebagian masuk ke pemukiman warga. 

"Kita masih melakukan pendataan akan tetapi dari informasi yang masuk masih aman. Luapan memang menggenangi jalan dan pemukiman ketinggian air setengah meter," kata Teguh Puryadi.