Presiden Joko Widodo terus diingatkan agar memilih kader Muhammadiyah untuk menggantikan posisi Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
- Kemendikbud: Perlu Formulasi Baru Untuk Mewariskan Budaya Nusantara ke Generasi Z
- Mengawal RUU Sisdiknas
- Muncul Tim Banyagan, Nadiem Diminta Ungkap Siapa Saja Anggotanya di Kemendikbud
Disampaikan analis sosial politik Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, dalam sejarahnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lebih banyak dipercayakan kepada Muhammadiyah. Seperti halnya Kementerian Agama (Kemenag) yang hampir selalu diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU).
"Tentu Muhammadiyah sebagai ormas besar akan kecewa apabila tidak diberikan kepercayaan seperti halnya NU," ujar Saiful dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (16/4).
Dalam pandangan Saiful, sinyal kekecewaan tersebut semakin tampak dengan adanya berbagai kritikan keras dari beberapa pengurus Muhammadiyah kepada rezim Jokowi.
"Bahkan pada sebuah kesempatan, Sekjen Abdul Muti menolak mentah-mentah tawaran jabatan Wamendikbud, karena memang tidak mungkin Muhammadiyah diposisikan sebagai Wamendikbud," kata Saiful.
Menurut Saiful, pengalaman Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan sudah tidak perlu diragukan lagi. Sehingga patut untuk diberikan kepercayaan mengelola Kemendikbud yang semakin penuh dengan tantangan. Terlebih lagi Ristek akan kembali melebur ke dalamnya.
"Posisi Nadiem menjadi dilematis, dengan berbagai kritikan yang muncul dari berbagai kalangan. Maka saya kira, adalah pertimbangan yang matang dan rasional apabila Jokowi memilih kader Muhammadiyah untuk menggantikan Nadiem," pungkas Saiful.
- Resmi Kantongi KTA Muhammadiyah, Tom Liwafa Siap Belajar dan Berkolaborasi
- Pj Gubernur Adhy Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah Jatim Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Berbagai Bidang
- Menko Polhukam Anggap Muhammadiyah Berpengaruh Dalam Menjaga Keharmonisan