Permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank Dunia agar memberi bimbingan lebih besar kepada Indonesia terus mendapat kritikan.
- Reses di Surabaya, Blegur Prijanggono Soroti Pendangkalan Sungai Dan UMKM Yang Terpuruk Akibat Pandemi
- Pj Gubernur Dari Militer di Aceh Langkah Mundur
- ATSI Mendorong Pemerintah Fokus Pada Pelindungan Data Pribadi
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi bahkan melihatnya sebagai tanda penyerahan kedaulatan ekonomi yang disampaikan secara vulgar.
Pernyataan Adhie Massardi berkaca dari pengalaman Indonesia yang dilanda krisis moneter di tahun 1990-an akhir gara-gara memasrahkan diri pada IMF.
“Minta bimbingan IMF dan Bank Dunia artinya ini merupakan pernyataan NKRI secara vulgar menyerahkan kedaulatan ekonomi sepenuhnya kepada IMF dan Bank Dunia,” tuturnya, dilansir dari Kantor Berita Politik, Sabtu (17/4).
Jurubicara Presiden keempat RI, Gus Dur ini pun bertanya-tanya tentang sikap DPR yang tidak melihat pernyataan Sri Mulyani itu sebagai tanda bahaya bagi rakyat.
“Pertanyaannya: apakah DPR dan DPD (MPR) benar-benar sudah tidak ada manfaatnya bagi rakyat Indonesia? Diam saja!” tutupnya.
Saat acara Komite Pembangunan / Development Commitee (DC) World Bank Spring Meeting 2021, Sri Mulyani tegas meminta agar IMF dan Bank Dunia memberi dukungan lebih besar kepada negara-negara di seluruh dunia mengelola beban utangnya secara efektif, termasuk Indonesia.
"Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat," ujarnya.
- Sidang Perdana Bawaslu: Mahfud MD Patut Diduga Langgar UU Pemilu
- Rachland Nashidik: Moeldoko Ngaku Tanggung Jawab Tapi Sebut Dapat Restu BIN Hingga ‘Pak Lurah’
- Bela Marwah Partai Golkar, AMPG Jatim Gelar Pendidikan Politik Bagi Kader