Gropyokan di Sawah, Wabup Ngawi Minta Pentani Basmi Tikus Dengan Pola Lama

Wabup Ngawi  melakukan gropyokan di sawah
Wabup Ngawi melakukan gropyokan di sawah

Pemerintah Kabupaten Ngawi terus berupaya memerangi serangan hama tikus memasuki musim tanam padi kedua tahun 2021 ini di daerahnya.


Seperti yang terlihat, Dwi Rianto Jatmiko Wabup Ngawi bersama puluhan petani turun tangan langsung melakukan gropyokan tikus di area persawahan masuk Desa Semen, Kecamatan Paron.

"Sebagai garda terdepan dalam hal ini pemerintah daerah kita harus turun tangan mengingat serangan hama tikus terjadi makin masif. Jika tidak dilakukan pemberantasan atau penekanan maka akan mengancam produktifitas petani," terang Antok sapaan akrab Wabup Ngawi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin, (19/4). 

Ia menegaskan, untuk memerangi tikus sawah memang beragam cara yang dilakukan tanpa merusak ekosistim dan memahami ekologi tikus itu sendiri. Langkah yang paling tepat dan efektif untuk menekan bahkan menghentikan populasi tikus adalah dengan metode ramah lingkungan dan tidak membahayakan jiwa manusia.

Diakui Antok, mengendalikan hama tikus memang tidak semudah memberantas hama lainya yang masuk kategori organik pengganggu tanaman (OPT). Meski demikian, apabila petani memasang jebakan tikus memakai aliran listrik sangat tidak dibenarkan. Hal itu sangat mengancam keselamatan dari jiwa manusia.

"Juga menghimbau kepada petani dalam kondisi apapun jangan sampai memasang jebakan tikus memakai aliran listrik. Seperti diketahui bersama di daerah kita Ngawi ini sudah berapa banyak petani yang meninggal akibat tersengat listrik dari jebakan tikus yang dipasang," ungkapnya.

Untuk itu Antok merekomendasikan kepada petani agar kembali ke pola lama dalam memberantas tikus. Ada banyak metode pengendalian hama tikus yang sering dilakukan oleh petani pada masanya. Antara lain bisa dengan gropyokan, pengumpanan, dan pemanfaatan musuh alami bisa burung hantu, ular hingga kucing.

Dengan metode tersebut, Antok berjanji secara komperhensif akan melakukan sosialisasi hingga langsung ke petani. Pun, memerintahkan ke Dinas Pertanian (Disperta) Ngawi untuk duduk bersama dengan kelompok tani menciptakan satu ekosistim pada lingkungan yang terdampak serangan tikus. Salah satunya memanfaatkan musuh alami seperti burung hantu. 

"Soal pemberantasan tikus pada prinsipnya atensi kita kepada petani agar produktifitas mereka tidak terganggu. Mengingat wilayah Ngawi dalam beberapa tahun terakhir sebagai lumbungnya pangan di Jawa Timur dan nasional. 

Selaras dengan ketegasan Antok Wabup Ngawi, pihak pemerintah desa pun melalui Gapoktan sudah melakukan antisipasi dini untuk mencegah serangan tikus yang terjadi disemua fase baik pada persemaian hingga panen. 

Seperti yang dikatakan Suyanto Kades Semen, Kecamatan Paron, melalui anggaran desa pihaknya membantu kelompok tani dengan menyediakan puluhan omprong atau alat pengasapan. 

"Baru-baru ini setiap kelompok tani kita belikan alat pengasapan berupa omprong sebanyak dua unit. Kebetulan di desa sini ada enam kelompok tani. Selanjutnya dalam waktu dekat kita buatkan peraturan desa yang berkaitan dengan serangan hama tikus sawah," tandas Suyanto.

(Purwanto/Ngawi)

Keterangan foto : Dwi Rianto Jatmiko Wabup Ngawi bersama petani melakukan gropyokan tikus.