Paska tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto diminta segera mengevaluasi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
- Pemkot Surabaya Beri Perhatian Khusus Para Istri Patriot Ksatria KRI Nanggala 402
- TNI AL Beri Penghargaan PT Priamanaya Energy Usai Bantu Keluarga Awak KRI Nanggala-402
- Pelindo Bersatu Berikan Tali Asih Pada Keluarga KRI Nanggala 402
Pengamat intelijen, keamanan dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan belum setahun ada insiden KRI yang mengalami kecelakaan.
Disebutkan Nuning, pada Juli 2020 KRI Teluk Jakarta tenggelam dan pada April lalu KRI Nanggala tenggelam.
Menurut Nuning, seharusnya sebelum berangkat harus disiapkan apakah kapal tersebut layak dioperasikan atau tidak.
"Seharusnya Perkiraan Keadaan (Kirka) Kapal Selam Nanggala sebelum berangkat harus digunakan pertimbangan berangkat atau tidak. Persiapan latihan perang harus matang dulu persiapan memakan waktu 2 bulan, ini hanya seminggu kan tidak paripurna," demikian kata Nuning dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/5).
Nuning mengatakan, alasan KSAL harus bertanggung jawab karena kebijakan terkait pengelolaan latihan perang ada di tangan KSAL.
"Kebijakan KASAL dalam mengelola latihan harus dievaluasi. Tidak bisa mengatakan ini faktor alam ini khan jelas Kapal Selamnya bermasalah," demikian kata Nuning.
- Panglima TNI Tunjuk 5 Pangdam Baru
- Oknum TNI Diduga Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Panglima TNI: Itu Ranahnya KSAD
- Presiden Jokowi Lantik Jenderal Agus Subiyanto Sebagai Panglima TNI