Punya Keanekaragaman Hayati, Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Utama Ekspor Florikultura

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok

Tanaman hias atau florikultura adalah salah satu komoditas ekspor yang punya peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, ekspor florikultura Indonesia terus meningkat.


Dikatakan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pasar tanaman hias global nilainya mencapai 22,329 miliar dolar AS. Lebih tinggi jika dibandingkan kopi dan teh. Sedangkan saat ini, Indonesia baru mampu memenuhi ceruk pasar dunia itu sebesar 0,1 persen saja.

Padahal, Indonesia punya potensi besar di sektor florikultura ini. Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia memberikan peluang luas bisnis subsektor hortikultura ini untuk penyediaan kebutuhan dalam negeri maupun dunia.

“Ekspor florikultura ini bisa untuk mempercepat program pemerintah dalam upaya pencapaian pemulihan ekonomi nasional,” kata Airlangga saat pelepasan ekspor florikultura dan benih sayuran di Minaqu Home Nature, Jungle Fest Bogor, Kamis (6/5) kemarin.

Dalam acara itu Airlangga didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Pemerintah Kota Bogor, dan Pimpinan DPRD Kabupaten Bogor.

Tak hanya di sektor florikultura, Produk sayuran Indonesia juga potensi ekspor yang besar, terutama di lingkungan Asean seperti Malaysia dan Thailand. Beberapa komoditas yang diminati antara lain kangkung, tomat, buncis, labu, dan kacang panjang. Saat ini, permintaan ekspor lebih luas daripada kemampuan produksi.

“Ke depan peningkatan ekspor benih sayuran bisa ditingkatkan melalui kerjasama dengan beberapa perusahaan benih untuk membuka pasar ekspor dan promosi bersama ke luar negeri dengan fasilitasi pemerintah,” ujar Menko Airlangga seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/5)..

Airlangga mengatakan, pengembangan agribisnis tanaman hias dan benih sayuran akan menumbuhkan lapangan pekerjaan baru di setiap elemen rantai pasok, termasuk di dalamnya adalah pengembangan dan perbanyakan bibit berteknologi melalui kultur jaringan.

“Selain itu, inovasi teknologi, pengembangan lahan produksi, standarisasi dan sertifikasi produk perlu ditingkatkan dan menjadi fokus utama,” sambungnya.

Bicara kinerja ekpor, Ketua Umum Partai Golkar itu menguraikan, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Maret 2021 mencapai 48,90 miliar dolar AS. Angka itu meningkat 17,11% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Bahkan, kinerja ekspor di bulan Maret 2021 mencapai 18,35 miliar dolar AS, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan mendekati rekor tertinggi Agustus 2011 dimana saat itu nilai ekspor mencapai 18,64 miliar dolar AS.

“Sektor pertanian telah memberikan kontribusi positif sebesar 2,15 persen di bulan Maret. Ekspor pertanian secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2021 sebesar 1,05 miliar dolar AS, mengalami kenaikan sebesar 14,29 persen terhadap periode yang sama pada tahun 2020,” lanjut Airlangga.

Airlangga membeberkan, nilai ekspor florikultura dalam tiga tahun terakhir juga terus meningkat. Angkanya sebesar 12,07 juta dolar AS (tahun 2018), sebesar 13,53 juta dolar AS atau naik 12,1% (tahun 2019) dan 19,98 juta dolar AS pada tahun 2020.

“Saya sampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan Menteri Pertanian yang terus mendorong ekspor florikultura dari Indonesia,” tandas Airlangga.