Overload, Pemkab Jember Siapkan Tempat Penampungan PMI Selain Hotel Kebunagung

Bupati Jember, Hendi Siswanto/RMOLJatim
Bupati Jember, Hendi Siswanto/RMOLJatim

Para Pekerja Buruh Migran (PMI) atau lebih dikenal tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jember terus berdatangan. Hotel milik Pemkab Jember, Hotel Kebunagung, sudah tidak lagi bisa menampung PMI, untuk menjalani masa karantina. Total sudah ada 321 PMI yang tiba di Jember.


Menurut Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, Pemkab Jember harus menambah hotel lagi untuk menampung kepulangan warga Jember yang mengais rezeki di luar Negeri tersebut. Setelah Hotel Kebonagung, kini Hotel Bandung Permai disiapkan menjadi lokasi karantina PMI.

"Pada Minggu (9/5) ada PMI yang  datang, 51 orang dikarantina di Hotel Kebonagung dan 62 dikarantina di  Hotel Bandung Permai," ujar Bupati Hendy, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (11/5).

Dia menjelaskan, sebelum menjalani masa karantina, para PMI tersebut terlebih dahulu dilakukan tes swab sebanyak dua kali. 

"Jika hasil swab kedua negatif, barulah mereka boleh pulang ke rumah," jelasnya.

Dijelaskan dia, para PMI tersebut sebelumnya sudah menjalani swab pertama ketik tiba di Surabaya, dan hasilnya negatif. Selanjutnya mereka  menjalani karantina  2 hari di Surabaya, kemudian diperbolehkan pulang ke Jember. Setelah sampai di Jember, mereka harus menjalani karantina selama tiga hari. Setelah itu, mereka akan di-swab lagi. Jika hasil swab negatif, Boleh pulang ke rumah masing-masing. Sampai di rumah mereka harus menjalani isolasi mandiri, sebelum berinteraksi dengan keluarga dan tetangganya.

"Kami harus melakukan ini, karena saat ini ada varian baru virus Corona asal Afrika. Virus ini lebih berbahaya, tanpa gejala, tidak ada gejala sakit, tidak ada batuk pilek. pasien langsung meninggal dunia dalam waktu 3 hari. Ini lebih ganas," ungkapnya.

Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, ada 700 orang PMI  asal Jember yang akan masuk di bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 1442. Jumlah PMI  akan memasuki Jawa Timur sekitar 14.000 TKI, dan 700 orang diantaranya ke Jember. 

Karenanya, Hendy meminta pengertian seluruh warga Jember kenapa Pemkab Jember bersikap tegas dalam penanganan Covid-19. Seperti melakukan karantina, juga mengatur sedemikian ketat pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1442 H, dan kegiatan berkaitan dengan Lebaran.

"Virus Covid-19 ini virusnya tidak terlihat, namun benar-benar nyata adanya.  Buktinya saya juga kena. Adik saya  sendiri juga kena dan meninggal dunia. Kalau sudah meninggal, tidak akan pernah kembali," pungkasnya.