Sister School Diharapkan Percepat Peningkatan Mutu Pendidikan di Kota Surabaya

Jumpa pers sister school/RMOLJatim
Jumpa pers sister school/RMOLJatim

Kerjasama kemitraan 37 SD dan 23 SMP negeri maupun swasta di Kota Surabaya melalui sister school ini sebagai upaya untuk saling toleransi dalam keberagaman budaya dan informasi. 


Sehingga ke depan diharapkan berbagai bidang sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan masing-masing sekolah. 

Sehingga tidak ada eksklusivitas antara satuan pendidikan yang satu dengan lainnya. 

"Melakukan kegiatan secara bersama-sama atau gotong royong ini dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Kota Surabaya,” kata Kasie Kurikulum Sekolah Dasar Dispendik Kota Surabaya, Munaiyah dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat menggelar jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Selasa (11/5).

Sementara itu masih ditempat yang sama Kepala SMP Kristen YBPK I Surabaya, Erwin Darmogo mengapresiasi dan mendukung program kerjasama sister school yang digagas Pemkot Surabaya itu. 

Bagi dia, kerjasama ini adalah salah satu terobosan yang bagus, karena bisa saling mempelajari kelebihan yang ada di masing-masing sekolah. 

“Jadi antara sekolah swasta dan negeri Surabaya bisa saling melengkapi melalui kerjasama itu,” pungkas Erwin. 

Seperti diberitakan sebanyak 37 SD dan 23 SMP negeri maupun swasta di Kota Surabaya menjalin kerjasama melalui program sister school. 

Puluhan sekolah ini menjalin kerja sama dalam berbagai bidang sesuai dengan keunggulan dan kebutuhan masing-masing sekolah. 

Program yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) tersebut, rencananya mulai berjalan setelah lebaran.

Poin utama dari sister school adalah untuk pemerataan kualitas pendidikan di Surabaya. 

Dengan demikian, diharapkan ke depan tidak ada lagi sekolah unggulan. Tapi, semua sekolah di Surabaya unggul dengan memiliki kelebihan masing-masing.

Demikian pula sekolah di pinggiran yang dikatakan kurang maju, pastinya juga memiliki kelebihan. 

Nah, dari sisi kelebihan itulah, kata Supomo, masing-masing sekolah bisa saling berbagi pengetahuan (knowledge), sehingga diharapkan semuanya maju.

Beberapa kerjasama yang bisa disepakati antar sekolah. Seperti, pertukaran pelajar dan guru, hingga belajar manajemen sekolah. 

Apalagi, bahwa tidak semua anak dilahirkan memiliki kelebihan matematika ataupun bahasa indonesia. 

Sebab, kadang di antara anak itu memiliki kelebihan lain di bidang ekstrakulikuler seperti olahraga.