Wabup Ngawi Ingatkan Masyarakat Waspada Klaster Keluarga Pasca Lebaran

Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat menyampaikan kewaspadaan dini Covid-19
Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat menyampaikan kewaspadaan dini Covid-19

Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai klaster keluarga yang berpotensi muncul pasca Lebaran.


Untuk menekan penyebaran Covid-19, ia berharap agar dilakukan seperti rapid test antigen pada arus balik serta menyiagakan SDM, tempat isolasi mandiri, dan rumah sakit selama 14 hari ke depan. 

"Tentunya masyarakat juga harus aktif memonitor perkembangan Covid-19. Demikian juga kita memantau pemudik dari luar daerah maupun para pekerja migran untuk itu jangan sampai ada klaster keluarga usai lebaran ini," terang Dwi Rianto Jatmiko, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa, (18/5).

Untuk itu, lanjutnya, Pemkab Ngawi dalam hal ini Satgas Covid-19 secepatnya akan mengecek ulang zonasi destinasi wisata. Jika berada di kawasan zona orange dan merah secara otomatis akan ditutup sementara pengoperasiannya. Hanya saja dilihat update data perkembangannya pada PPKM skala mikro untuk destinasi wisata di Ngawi masih aman.

"Meski begitu kita mempersiapkan diri untuk pelayanan isolasi maupun perawatan pada tiga rumah sakit yakni RSUD, Widodo dan At Tin juga ada alternatif lagi untuk rumah sakit lapangan khususnya di RSUD Geneng merupakan rumah sakit baru. Di sana kapasitasnya minimal 30 bad," urai Antok, sapaan akrabnya.

Sekali lagi, Antok mengingatkan kembali kepada desa-desa yang kedapatan pemudik maupun pekerja dari luar negeri untuk ekstra waspada. Jika ada gejala segera memberikan informasi kepada Satgas Covid-19 yang ada di desa maupun tingkat diatasnya. Mengingat saat ini telah terjadi mutasi baru akan virus Covid-19. 

Sementara itu update data dari Satgas Covid-19 Kabupaten Ngawi merujuk pada kebijakan PPKM skala mikro terakhir 16 Mei 2021 lalu diketahui jumlah RT yang berada di zona kuning ada 66 RT atau 2 persen. Sedangkan zona hijau atau aman tercatat ada 5.538 RT atau 98 persen. Kemudian untuk vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sudah mencapai 118,5 persen, pelayan publik 32,6 persen dan lansia masih di angka 0,15 persen.