Atasi Persoalan Sampah, Bupati Jember Gandeng PT Bioteknologi Surabaya

Bupati Jember bersama OPD membahas solusi persoalan sampah dengan PT Bioteknologi Surabaya/Ist
Bupati Jember bersama OPD membahas solusi persoalan sampah dengan PT Bioteknologi Surabaya/Ist

Bupati Jember, Hendy Siswanto memerintahkan OPD terkait untuk segera menuntaskan persoalan sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Persoalan sampah di Jember, mendapatkan perhatian serius bupati supaya tidak mencemari lingkungan sekaligus memberikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar.

Demikian disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dedi M Nurahmadi saat berbincang dengan Kantor Berita RMOLJatim usai audiensi dengan Bupati Hendy bersama PT Bioteknologi Surabaya, Kamis (20/5).

"Persoalan sampah menjadi atensi bupati untuk diselesaikan," kata Dedi.

Dijelaskan Dedi, saat ini sampah di Jember yang dibawa ke TPA mencapai 700 ton per hari. Sampah tersebut terdiri dari sampah organik dan anorganik. 

"Dengan jumlah penduduk jember yang besar, sebanyak 2,5 juta jiwa, potensi sampah setiap hari cukup besar. Jika setiap orang membuang sampah rata-rata sebanyak 0,5 kilogram, maka potensi sampah lebih satu juta ton sampah rumah tangga setiap harinya. Belum lagi sampah yang dihasilkan rumah sakit, pasar, dan tempat-tempat lainnya," ungkapnya.

"Ini perlu ada solusi, biar tidak menjadi persoalan-persoalan sosial di masyarakat. Tawaran program dari PT Bioteknologi Surabaya, diharapkan menjadi salah satu solusi," terang Dedi.

Menurutnya, dari penjelasan PT Bioteknologi Surabaya, ada produk turunan yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, untuk mendapatkan nilai-nilai ekonomi. 

"Ini menarik sekali, tapi perlu kajian-kajian lebih lanjut untuk memastikan bahwa ini produk yang menguntungkan dan menjadi solusi bagi masyarakat Jember," kata Dedi.

Sementara Direktur Operasional PT Bioteknologi Surabaya, Dandi Adi Satria menjelaskan, tujuan bertemu bupati Jember untuk membantu pemerintah terkait penanggulangan sampah agar  keberadaannya tidak menjadi sesuatu yang berbahaya bagi generasi mendatang. 

"Dengan memberikan teknologi yang ramah lingkungan, untuk bisa bermanfaat,”  ujarnya.

Dengan penerapan bioteknologi tersebut, lanjut Dandi, akan mampu mendapatkan kalori dari sampah rumah tangga yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin guna menghasilkan listrik.

"Teknologi ini mampu mengolah sampah menjadi  gas metana (Bio gas). Gas ini bisa gunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang menghasilkan listrik, maupun kebutuhan memasak untuk kebutuhan sehari-hari," bebernya.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, sebut Kabupaten Jember sebagai satu-satunya daerah di Jawa Timur yang tidak mau mengikuti berbagai program dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi terkait lingkungan hidup. Salah satunya adalah terkait regulasi sampah.

Pernyataan itu disampaikan Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim, Ratih Murwani usai berkunjung ke DPRD Jember, Kamis (03/12/2020) Lalu.

Selain itu, Jember juga menjadi satu-satunya daerah di Jawa Timur yang tidak memiliki Kebijakan Strategis Dalam Pengelolaan Sampah Daerah (Jakstrada). Padahal, seluruh daerah di Indonesia harus sudah memiliki Jakstrada sejak tahun 2018.