Dosen Unesa Ciptakan Nano Gold untuk Obat Kesehatan

Penyuntikan Nano Gold/Ist
Penyuntikan Nano Gold/Ist

Dosen Unesa Surabaya, Dr. Titik Taufikurohmah berhasil membuat serum Nanogold bahan dasar kecantikan untuk pengobatan penambah imun tubuh.


Hal itu dilakukan untuk mendukung pengembangan bahan baku obat dalam negeri.

Seperti yang dilakukan saat acara penyuntikan cairan Nano Gold di Dusun Ketangi Desa Bringin Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.

Nampak para warga antusias berdatangan untuk mendapatkan dosis tersebut secara gratis. Kegiatan yang berbasis penelitian ini, dikembangkan Titik beserta dua peneliti lainnya yakni Dr. Djodjok Soepardjo dan Rusmini sebagai riset pengembangan di bidang kesehatan

"Untuk tahun lalu, Nano Gold ini diminumkan dan Alhamdulillah masyarakat tidak mengalami sakit, tahun ini dikembangkan dengan cara disuntikkan langsung kepada masyarakat," kata Titik Taufikurohmah, melalui keterangan tertuis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Selasa, (22/5).

Dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menjelaskan, proses injeksi langsung ini dimaksudkan karena lebih efektif dan hanya dibutuhkan sedikit cairan saja dibandingkan saat diminumkan.

"Sehingga kita bisa berbagi ke seluruh pelosok dan masyarakat luas," imbuhnya.

Untuk dosis, dosen sekaligus Kepala Pusat Inkubasi Bisnis Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unesa ini menuturkan jika setiap orang mempunyai takaran sendiri.

Untuk orang dengan berat badan lebih akan dikasih dosis sebanyak 5 mili liter. Sedangkan untuk usia anak cukup dengan 3 mili liter.

"Tidak ada batasan usia, anak kecil, remaja dan lansia bisa ikut dalam suntik ini," jelasnya.

Sedangkan untuk manfaat sendiri, Titik menjelaskan jika cairan ini bisa sebagai alat penyampai obat. Itu berarti cairan ini bisa sebagai penunjang dan meningkatkan efektivitas dari obat itu sendiri.

"Jadi obat apapun menjadi lebih berkhasiat karena meningkatkan serapan obat kepada orang, tidak akan bertentangan dengan obat apapun," jelasnya.

Tak hanya itu, selain bisa meningkatkan imun tubuh, menurut wanita 53 tahun itu, dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa sebenarnya komponen nanogold dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan, dan juga kosmetik.

Bahkan, Ia menyebut bahwa tak menutup kemungkinan nanogold bisa dimanfaatkan sebagai pangan di masa mendatang.

Sedangkan pada lanjut usia (lansia) lebih kepada pengobatan rematik dan diabet karena dapat mengaktifkan sel beta pankreas yang berfungsi sebagai penurun kadar gula darah.

Disinggung mengenai efek samping setelah penyuntikan sendiri, alumni SMA Negeri 5 Surabaya ini menuturkan jika hanya kurang dari lima menit masyarakat akan mengalami rasa nyeri karena efek cairan yang menyebar dalam tubuh. Setelah itu tak akan terasa lagi.

"Tidak akan demam, mungkin kalau orang yang tidak biasa disuntik akan merasa sakit, tapi itu hanya sementara," akunya.

Titik berharap, ke depan terobosan ini akan bisa menyasar kepada masyarakat luas tak hanya di Kediri, Surabaya maupun Jawa Timur namun seluruh Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Unesa sendiri telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan perusahaan yang berpengalaman dalam pengembangan dan komersialisasi hasil-hasil riset di berbagai instansi dan lembagai riset di indonesia.