Gubernur Khofifah Dorong Pesantren Hasilkan Produk Berorientasi Ekspor

Program prioritas Pemprov Jatim, One Pesantren One Product (OPOP)/Ist
Program prioritas Pemprov Jatim, One Pesantren One Product (OPOP)/Ist

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Silaturahmi Pondok Pesantren OPOP Jawa Timur, Minggu (6/6/). 


Gubernur hadir untuk memberikan motivasi kepada para peserta guna mendorong geliat ekonomi berbasis pondok pesantren.

Khofifah menyemangati agar setiap pesantren di Jawa Timur mampu menghasilkan produk unggulan di masing-masing pesantren. Ia berharap agar pesantren bisa menjadi kekuatan strategis untuk menjadi pemain kunci industri halal lewat program prioritas Pemprov Jatim, One Pesantren One Product (OPOP).

“Ini menjadi kesempatan bagus bagi seluruh pondok pesantren yang ada di Jawa Timur untuk turut serta memunculkan sebuah produk dari pondok pesantren yang bisa menjadi nilai ekspor dan di terima di pasar global khususnya di kalangan negara umat Islam di dunia,” ujar Khofifah, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, dalam kegiatan yang dihelat di Hotel Dewarna, Bojonegoro. 

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menjelaskan, jika saat ini beberapa negara sedang berlomba untuk menjadi pusat halal dunia. Diantaranya Thailand yang memiliki visi pusat dapur halal dunia, Korea Selatan mempunyai visi pariwisata halal, sedangkan Jepang di tahun 2020 dipercaya sebagai kontributor produk halal dunia. 

Melihat hal itu sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia, Gubernur Khofifah tengah berupaya melakukan percepatan pengembangan industri halal di Jawa Timur, agar Jatim bisa menjadi pusat halal nasional bahkan internasional. 

Ditambahkan gubernur perempuan pertama di Jatim ini, jika Jack Ma Pendiri Alibaba memprediksi di tahun 2030 backbone ekonomi dunia 80 persen adalah UKM, sedangkan 99 persen UKM di tahun 2030 akan melaksanakan perdagangan secara onine, dan 85 persen melalui e commerce.

“One Pesantren One Product ingin membangun satu sistem ekonomi berbasis pesantren (UKM pesantren). Pelaku UKM merupakan backbone ekonomi,” tuturnya.

Sementara itu Sekretaris OPOP Jawa Timur, Muhammad Ghofirin menyampaikan jika pemberdayaan ekonomi di pesantren akan bermanfaat untuk banyak masyarakat.

“Bukan hanya bermanfaat untuk pesantrennya namun juga kepada santri dan alumninya, karena santri butuh pembelajaran yang nyata yang konkrit. Kalau pesantrennya punya unit bisnis maka alumninya bisa menjadi mitra. Maka kuncinya adalah pesantren harus punya bisnis, yang juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” jelasnya.

Gus Ghofirin panggilan akrabnya juga mengapresiasi kegiatan yang diikuti oleh 150 pondok pesantren di wilayah eks karesidenan Bojonegoro, diantaranya meliputi Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Nganjuk.

“Kami bangga kepada pesantren di wilayah Bojonegoro karena spiritnya luar biasa untuk menunjukkan potensi di pesantren masing-masing. Mudah-mudahan hari ini pesantren se eks karesidenan Bojonegoro bisa lebih bersemangat untuk mengusung visi misi Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam program One Pesantren One Product untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren,” pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berkesempatan secara simbolis meletakkan batu pertama pembangunan masjid di Pondok Pesantren Al Fatimah Bojonegoro, dilanjutkan dengan melihat produk UMKM pesantren tersebut.