100 Kerja Ipuk-Sugirah, Danu Budiyono: Kami Apresiasi Tapi Jangan Lupa Janji Politik 

Danu Budiyono, Penasehat GARABB dan Koordinator Prodem Banyuwangi/Ist
Danu Budiyono, Penasehat GARABB dan Koordinator Prodem Banyuwangi/Ist

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan Sugirah dalam 100 hari kerja. 


Hal ini terungkap dalam acara diskusi publik yang digelar Komunitas warga Banyuwangi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (Garabb) bekerja sama dengan Prodem (Pro-Demokrasi) Banyuwangi di hotel Ihtiar Surya, Sabtu (5/6) lalu. 

Hadir dalam acara tersebut narasumber I Made Cahyana Negara (Ketua DPRD Banyuwangi), Michael Edy Hariyanto (Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi), KHAA Malik Safaat atau Gus Malik (Ketua DPC PKB Banyuwangi), Agus Baihaqi (Dekan Fakultas Dakwah Dfan Komunikasi Islam IAIDA Blokagung Banyuwangi) dan moderator Syamsul Arifin (Mantan ketua KPUD Banyuwangi). 

Dalam diskusi bertajuk Menakar Konsistensi Menjaga Kesinambungan dalam 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi "Antara Visi Misi, Kinerja Dan Pencitraan", Danu Budiyono selaku penggagas diskusi sekaligus Penasehat GARABB dan Koordinator Prodem Banyuwangi mengapresiasi dan mengkritik kinerja Bupati Ipuk.

“Intinya, kami sangat mengapresiasi 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi yang membuat program lompatan jemput bola dalam hal pendidikan, UMKM naik kelas, perizinan yang selama ini mandek, administrasi kependudukan dan lain sebagainya,” kata Danu dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (10/6). 

Namun yang disayangkan Danu, kenyataan di lapangan banyak pelayanan publik belum maksimal. Dia mencontohkan program bantuan sosial dari pemerintah juga belum merata. Misalnya untuk warga masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. 

”Kami tidak ingin apa yang dilakukan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwagi tersebut terkesan pencitraan saja. Kemudian jangan sampai ada kebohongan publik karena janji politik, visi misi ketika mencalonkan bupati itu tidak dikerjakan," imbuhnya. 

Fakta yang ada di lapangan hari ini, kondisi ekonomi masih sulit dan belum menunjukkan ke arah yang membaik. 

Yang paling disoroti adalah adalah terkatung-katungnya persoalan pemecatan ratusan THL (tenaga harian lepas). Padahal sebagian dari mereka sudah puluhan tahun mengabdi untuk Banyuwangi. 

"Kegagalan awal pemerintahan Ipuk Sugirah adalah bertele-telenya menangani persoalan THL yang dipecat itu,” lanjut Danu.

Acara diskusi publik ini sediakan akan kembali digelar setiap 2 bulan sekali dengan mengupas berbagai persoalan masyarakat di Banyuwangi. 

“Dan Insyalllah dialog begini akan kita adakan minimal 2 bulan sekali dengan menghadirkan narasumber yang kompeten,” tutupnya.