Arief Poyuono: Kasihan Pegawai PT Telkom Punya Komisaris Tidak Punya Bobot

Arief Poyuono/Net
Arief Poyuono/Net

Politisi Gerindra Arief Poyuono mengatakan, pengangkatan Abdee Slank sebagai Komisaris PT Telkom mengindikasikan pemilihan Komisaris hanya berdasar pada balas jasa. 


Menurut Arief, Abdee Slank dipilih bukan berdasarkan kapabilitas.

"Hanya untuk bakul nasi Abdee Slank yang mungkin lagi seret order manggung dan bukan didasarkan pada kapabilitas dan pengalamannya untuk duduk sebagai Komisaris di BUMN yang sahamnya terbilang kinclong di bursa saham," kata Arief seperti dilaporkan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (10/6). 

Catatan Arief, PT Telkom berhasil melakukan efisiensi cost dengan menghasilkan laba bersih naik 11,5 persen ditahun 2020 atau setara dengan 20,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang hanya Rp 18,66 triliun. 

Bukan hanya itu, Arief menjelaskan bahwa pendapatan PT Telkom naik sebesar 0,7 persen menjadi RP 136,46 trilyin dari sebelumnya Rp 135,57 triliun. 

"Ini menunjukan kinerjanya Telkom memang moncer dimana biaya OPEX turun tetapi pendapatan naik dan laba naik, artinya program efisiensi OPEX Telkom berhasil," imbuh Arief. 

Arief mengaku heran PT Telkom telah memilih Abdee Slank. Padahal rekam jejaknya di bidang industri telekomonikasi. 

"Ini sekarang kok pemusik Abdee Slank yang sama sekali enggak punya sama sekali pengalaman dalam bidang industry telekomunikasi ditempatkan sebagai Komisaris Independen Telkom," sesalnya. 

Ia merasa kasihan pada pegawai PT Telkom karena memilik seorang komisaris independen yang tidak punya kapasitas. 

"Kasian karyawan Telkom punya komisaris yang tidak punya bobot sama sekali," sindirnya.