PBNU Instruksikan Sholat Ghaib untuk Wafatnya KH Nawawi Abdull Jalil Sidogiri

Anwar Sadad saat bersama KH Nawawi Abdull Jalil, semsa hidupnya. /Ist
Anwar Sadad saat bersama KH Nawawi Abdull Jalil, semsa hidupnya. /Ist

Wafatnya Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan KH A Nawawi Abdul Jalil, membuat duka yang mendalam bagi umat Islam, utamanya warga Nahdliyyin.


Bahkan, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mengintruksikan pada pengurus NU mulai Wilayah, Hingga cabang dan Banom untuk menggelar Sholat Ghaib serta pembacaan surat yasin dan tahlil, di khususkan pada Almarhum KH A Nawawi Abdull Jalil.

Instruksi itu dikeluarkan langsung dan ditandatangani oleh Ketua umum PBNU, Prof DR KH Said Agil Siradj dengan, Sekretaris Jenderal, Helmye Faizal Zaini. Begitu juga penjabat Rais Aam KH Miftahul Akyar dan Katib Aam KH Yahya Kholil Staquf.

Selain itu, Instruksi tersebut tidak hanya di hususkan bagi kalangan Nahdliyyin saja. Melainkan, para pondok pesantren di Bumi Nusantara dari berbagai tingkatan.

"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya, berkenaan dengan wafatnya KH A Nawawi Abdull Jalil," tulisnya, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (13/6).

Sementara itu, salah satu anggota keluarga Ponpes Sidogiri, Anwar Sadad mengatakan, kalau KH Nawawi Abdull Jalil seorang kyai besar yang merasa kecil. Sebab, banyak para tokoh nasional yang sowan ke kediaman beliau di Ponpes Sidogiri Pasuruan.

"Kiai Nawawi adalah kiai besar, yang merasa kecil. Pernyataan itu saya dapatkan dari salah satu sepupu beliau, Mas Nawawy Sa'doellah," terang Anwar Sadad.

Pria yang juga Plt Ketua Partai Gerinda Jawa Timur ini mengatakan Kiai Nawawi sosok yang cinta ilmu. Ia selalu memotivasi para santri untuk mengajar, pada saat mereka sudah kembali ke rumahnya.

"Dalam beberapa kali kesempatan sowan kepada beliau, saya sering mendapat wejangan dan amalan. Seringkali pula mendapatkan kisah-kisah tentang kiai dan para wali yang sarat hikmah," terang Anwar Sadad.

KH Nawawi Abdul Jalil lahir dan dibesarkan di Pondok Pesantren Sidogiri. Ayahnya KH Abdul Jalil bin Fadhil merupakan syahid pada saat Agresi Militer Belanda pertama, tahun 1947. Sementara ibunya yakni Nyai Hanifah putri dari KH Nawawie bin Nurhasan.

"KH Nawawie bin Nurhasan merupakan kiai yang sezaman dengan Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Dalam beberapa catatan, keduanya intensif berembuk tentang pendirian organisasi Nahdlatul Ulama. Menurut beberapa sumber, lambang di logo NU itu ide KH Nawawie, menandakan fleksibilitas. Dalam buku-buku sejarah NU, nama KH Nawawie biasanya tertulis KH Mas Nawawie Pasuruan," pungkasnya.