Insiden Porak-Porandakan Pos Penyekatan Suramadu, Ini Kata Wali Kota Eri

Wali Kota Eri bersama Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron/RMOLJatim
Wali Kota Eri bersama Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron/RMOLJatim

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan tak mempermasalahkan insiden sejumlah warga yang memporak-porandakan fasilitas di pos penyekatan jembatan Surabaya pintu masuk Surabaya.


Pasalnya tugas sebagai abdi pemerintah harus tetap memberikan perlindungan terhadap warganya. Apalagi kondisi saat ini di masa pandemi Covid-19 rasa ketakutan dan trauma warga cukup tinggi.

"Gini kalau buat saya pemerintah itu harus hadir memberikan ketenangan. Sebenarnya warga Madura-Surabaya tidak ada masalah, cuma takut swab," kata Wali Kota Eri bersama Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron dikutip Kantor Berita RMOLJatim di pos penyekatan Suramadu pintu masuk Surabaya, Jumat (18/6).

Oleh karena itu menurut Wali Kota Eri diperlukan kerjasama yang kuat antara Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan untuk memberikan pemahaman terhadap warga akan bahayanya Covid-19.

"Tugas kami berdua adalah memberikan pengertian terus menerus bahwa ayo covid ini berbahaya," jelasnya.

Ia menambahkan bentuk kerjasama itu yakni dengan melibatkan tenaga kesehatan (Nakes) maupun keamanan dari Satpol PP maupun BPB dan Linmas untuk turut menjaga di pos penyekatan pintu masuk Surabaya atau sisi timur.

Sedangkan Pemkot Surabaya sendiri lebih fokus pada pintu jembatan Suramadu sisi barat. Atau pintu keluar dari Surabaya menuju Madura.

"Mangkanya tadi saya menyampaikan saya harusnya menjaga disana (jalur Surabaya ke Bangkalan). Kalau yang ini perbantuan yang dari Bangkalan sebenarnya," ungkapnya.

Penambahan personil di pos penyekatan pintu masuk Surabaya atau sisi timur kata Wali Kota Eri dilakukan untuk menghindari penumpukan pengendara di pos penyekatan dari Madura menuju Surabaya.

"Tapi kalau masuknya terlalu banyak, itu dilepas (dialihkan sebagai perbantuan) ke sini (jalur masuk Surabaya)," paparnya.

Meski demikian Wali Kota Eri tak bisa berbuat banyak dengan rasa ketakutan warga dengan swab sehingga mencari celah kelengahan dari aparat seperti kejdian dini hari tadi.

"Kalau tadi pagi mungkin shiftnya ganti, melbune kabeh (datang semua ke Surabaya)," katanya.

Menurut mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya saat ini yang terpenting kedua daerah berupaya menjaga warganya masing-masing agar terbebas dari Covid-19.

"Ini adalah kebersamaan. Jadi ayo menata dan dibangun jadi satu. Sehingga yang disana (bangkalan) covidnya enggak naik. Di Surabaya juga gak naik. Sekarang kan sama-sama naiknya. Kami berdua ini sama-sama menjaga kondisinya," pungkasnya.