Menjaga Keseimbangan Antara Ekonomi dan Pandemi

Ilustrasi: Collin Weber.
Ilustrasi: Collin Weber.

PADA akhir 2020, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Gubernur BI menyatakan optimisme Bank Indonesia (BI) bahwa pemulihan ekonomi nasional dapat terwujud pada 2021 dengan penguatan sinergi melalui satu prasyarat dan lima strategi. 

Satu kondisi prasyarat yang dimaksud adalah program vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19. Sementara lima strategi respons kebijakan terdiri dari, pertama pembukaan sektor produktif dan aman. Kedua, percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran). Ketiga, peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran. Keempat, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial. Kelima, digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM. 

Dari pernyataan Gubernur BI tersebut terlihat betapa pentingnya program vaksinasi dan disiplin penerapan prokes, bahkan disebut sebagai game changer pemulihan ekonomi nasional. Pengendalian Covid-19 memang harus menjadi perhatian semua pihak, karena aktivitas ekonomi sangat bergantung pada perkembangan jumlah kasus positif dan pengendaliannya di suatu daerah. 

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 dapat menghambat pergerakan roda perekonomian. Sebaliknya, penurunan jumlah kasus akan mendorong perbaikan kondisi perekonomian. Pada triwulan I-2021, program pemulihan ekonomi mulai menunjukkan hasil yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik meskipun masih terkontraksi sebesar 0,74. 

Indikator lainnya yang menandakan akselerasi ekonomi nasional juga terlihat dari angka pengangguran terbuka yang per Februari 2021 turun menjadi 6,26% dari posisi Agustus 2020 sebesar 7,07 persen. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada April 2021 (54,6 persen) yang meningkat bila dibandingkan pada awal pandemi di bulan April 2020 (27,5 persen). 

Angka PMI mengindikasikan seberapa optimis pelaku sektor bisnis terhadap perekonomian kedepan. Jika angka PMI lebih besar dari 50, artinya sektor bisnis tersebut mengalami perkembangan (ekspansi). Dari sisi optimisme, Indeks Keyakinan Konsumen masyarakat juga mengalami peningkatan signifikan di bulan April 2021 yang mencapai 101,5 persen, bila dibandingkan April 2020 sebesar 84,8%. 

Kinerja sektor keuangan, di antaranya perbankan pada triwulan I-2021, menunjukkan sinyal membaik. Penyaluran kredit perbankan bila dilihat secara year to date (ytd) mulai Januari hingga Maret 2021 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,27 persen.

Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Aceh. Meskipun masih mengalami kontraksi, pertumbuhan ekonomi Aceh di triwulan I-2021 mulai membaik. Dari data BPS, ekonomi Aceh tercatat tumbuh -1,95%, lebih baik dibandingkan triwulan IV-2021 yang sebesar -2,99%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Aceh per Februari 2021 sebesar 6,30%, turun 0,29% dari posisi Agustus 2020. 

Sementara optimisme masyarakat mengalami peningkatan bila melihat Indeks Keyakinan Konsumen triwulan I-2021 yang mencapai 107,3, setelah sempat anjlok dibawah 100 pada triwulan II dan III tahun 2020. 

Tren perbaikan yang terjadi pada beberapa indikator perekonomian nasional dan Aceh tersebut harus tetap dijaga, salah satunya adalah melalui pengendalian kasus Covid-19. Apabila terjadi peningkatan signifikan jumlah kasus positif, maka dapat menyebabkan pemerintah mau tak mau harus menarik “rem” melalui penerapan  kebijakan pembatasan aktivitas ketat. Dan tentunya hal tersebut akan berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. 

Apabila ada pilihan lain, pemerintah tidak akan melakukan pembatasan aktivitas, karena kebijakan tersebut disadari akan mengurangi konsumsi masyarakat dan berujung pada menurunnya atau bahkan hilangnya penghasilan pelaku usaha terutama UMKM. Namun apabila lonjakan kasus tidak dikendalikan, dampak ekonominya bisa lebih besar, karena kebijakan yang harus ditempuh bukan sekadar pembatasan dengan skala mikro, melainkan pembatasan skala besar bahkan bukan tidak mungkin mengarah kepada penghentian aktivitas masyarakat secara total. 

Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara menggerakkan roda perekonomian masyarakat, dengan pengendalian Covid-19. Memastikan penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat umum dan pelaku usaha tidak hanya menjadi pekerjaan Satgas Covid-19, melainkan kita semua. Pandemi terkendali, ekonomi bangkit kembali.

Penulis adalah ekonom senior Bank Indonesia (BI) Aceh.