Penanganan virus corona baru (Covid-19) di Indonesia dinilai belum berhasil karena Presiden Joko Widodo lebih mengutamakan pemulihan ekonomi ketimbang kesehatan.
- DPRD Jawa Timur Dorong Pemerintah Terapkan Lockdown Pasar Hewan untuk Cegah Penyebaran PMK di Jember
- Dua Kecamatan Suspect PMK, Pemkot Surabaya Terapkan Lockdown Wilayah
- Pertama Kali Dihantam Covid-19, Kim Jong-un Gerak Cepat Lockdown Korea Utara
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (18/6).
Menurut Ali Rif'an, selama ini Jokowi kedepankan aspek ekonomi karena efeknya bisa ke banyak sektor.
Dampak yang dikhawatirkan itu seperti ancaman resesi ekonomi dan kegagalan pemerintahan Jokowi.
"Jokowi lebih mengutamakan pemulihan ekonomi ketimbang kesehatan, kalau ekonomi kan efeknya kemana-mana, seperti resesi dan pemerintahan yang tidak berhasil," kata Ali Rif'an.
Merespons kasus Covid-19 yang terus melonjak, Ali Rif'an mengusulkan pemerintah kembali memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Mantan Manajer Riset Poltracking ini berpandangan, usulan pemberlakukan lockdown kurang tepat. Alasannya, Indonesia berbeda dengan berbagai negara lain.
Ia mencontohkan, banyak warga di Indonesia yang bekerja untuk biaya makan keesokan harinya.
Magister politik Universitas Indonesia itu mengusulkan PSBB diberlakukan dengan sistem zonasi dan menyesuaikan karakter masyarakat.
Artinya, wilayah yang zona merah dan peningkatan kasusnya di atas rata-rata diberlakukan PSBB seperti awal dilakukan pada tahun 2020 silam.
"Lockdown tidak tepat, sistem yang tepat zonasi, PSBB perlu diterapkan di zona merah atau penyebaran diatas rata-rata," demikian usulan Ali Rif'an.
Selain itu, secara politik, Ali Rif'an meminta Jokowi segera melakukan terobosan kebijakan.
Dalam menangani Covid-19, Jokowi harus siap dengan kebijakan yang tidak populis. Terpenting, orang nomor satu di Indonesia itu mengutamakan kemaslahatan rakyat.
"Jangan lagi aspek politik yang dikedepanakan, selama ini lebih condong ke politik bukan keselamatan rakyat, baik Jokowi maupun Gubernur DKI," demikian kata Ali Rif'an.
Sampai Jumat (18/6) total kasus aktif di seluruh Indonesia sebanyak 130.096 kasus aktif.
Total kasus sejak muncul pada 2 Maret 2020 silam sudah 1.963.266 kasus. Kematian yang diakibatkan virus asal Kota Wuhan, China itu sudah menyentuh 54.043 orang.
Selain itu angka keterisian kamar pasien di berbagai daerah seperti di Jakarta dan Jawa Barat.
BNPB dan Pemprov DKI telah menyiapkan tambahan kamar pasien sebanyak 8 ribu. Persiapan itu mengantisipasi RS Wisma Atlet yang diprediksi akan penuh dalam beberapa hari kedepan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prabowo Diminta Benahi Warisan Anomali Jokowi
- Kebijakan Ugal-ugalan PSN PIK 2, Jokowi Harus Bertanggungjawab
- DPRD Jawa Timur Dorong Pemerintah Terapkan Lockdown Pasar Hewan untuk Cegah Penyebaran PMK di Jember