Kemenperin Gelar e-Smart IKM, Percepat 6,1 Juta UMKM Go Digital

Workshop kementerian
Workshop kementerian

Demi mempercepat transformasi proses bisnis dari tradisional menuju digital, Kementerian Perindustrian secara konsisten memberdayakan pelaku industri kecil dan menengah melalui program e-Smart IKM. 


Program ini telah berjalan sejak 2017 dan telah melatih 13.184 pelaku IKM di seluruh Indonesia, untuk masuk dan menjalankan pemasaran digital melalui marketplace yang ada. 

“e-Smart IKM digelar agar pelaku IKM dapat mengakses partner yang dapat membantu IKM go digital seperti marketplace, relawan teknologi informasi dan komunikasi, dan juga BUMN yang membina IKM,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, melalui video virtual, Senin, (21/6)

Menperin mengungkapkan industri Indonesia akan lebih berdaya saing melalui implementasi program Making Indonesia 4.0. Salah satu prioritasnya adalah memberdayakan industri kecil dan menengah agar maksimal memanfaatkan teknologi digital dan menjalankan proses bisnis digital (e-business). 

Hal ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 2020. Gerakan tersebut menjadi gerakan bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal. Dalam gerakan tersebut, pemerintah menargetkan 6,1 juta UMKM onboarding atau masuk ke ranah digital di marketplace pada tahun 2021 ini.

“Sebab itu, kami mengajak pelaku IKM untuk aktif menggunakan e-business dan pemasaran digital untuk menciptakan peluang usaha yang lebih besar,” kata Agus.

Pemerintah juga terus menggenjot  peningkatan penggunaan produk dalam negeri, baik oleh masyarakat maupun belanja pemerintah, sebagai salah satu langkah pemulihan ekonomi nasional. 

Penggunaan produk dalam negeri di belanja pemerintah adalah wajib jika Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk tersebut mencapai 40%.

“Ini merupakan ruang yang tepat bagi pelaku IKM untuk dapat mengambil kesempatan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” ucap Agus. 

Kemenperin juga memberikan fasilitasi sertifikasi TKDN agar dapat dimanfaatkan oleh IKM sehingga dapat terhubung ke supply chain industri besar dan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Data LKPP menyatakan 1.505 pelaku UMKM yang terdaftar di LKPP. 

“Harapannya program e-Smart IKM mampu menjembatani pelaku IKM untuk dapat masuk di e-purchasing LKPP,” kata Agus.  

Agus juga mengatakan sinyal positif sektor industri dapat bangkit di masa mendatang seperti yang tergambarkan dalam data IHS Markit. Nilai Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Mei 2021 tercatat sebesar 55,3, naik dari 54,6 pada bulan April 2021, mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dan sudah 7 bulan berturut dalam posisi ekspansi. Angka PMI bulan Mei ini lebih tinggi dari angka PMI China, Jepang, Korea dan India. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan program e-Smart IKM akan digelar dalam bentuk workshop-workshop di berbagai daerah. 

Adapun materi workshop berupa pembuatan konten video pemasaran online, tip dan trik pembuatan foto produk, pemanfaatan marketplace untuk pemasaran dan dalam rangka pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta mengenai sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Pasar Digital BUMN.

“Tahun ini Ditjen IKMA menargetkan pemberian edukasi, pelatihan, dan pendampingan e-business kepada 4.000 pelaku IKM di Tanah Air,” kata Gati.

Ditjen IKMA menggelar rangkaian workshop e-Smart IKM di Jawa Timur pada 21 Juni 2021. Sebagai pembuka, workshop e-Smart IKM Provinsi Jawa Timur diikuti oleh 300 IKM, di mana 100 peserta hadir secara offline dan 200 peserta hadir secara online. Pelaku IKM yang ikut berasal dari sektor komoditas logam, permesinan, elektronik, kelistrikan, alat angkut, alat kesehatan & alat masak dari logam/elektronika.