Wabup Ngawi Sebut Ada 7 Titik Lockdown Mikro Diwilayahnya

Wabup Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko saat memantau kegiatan lockdown mikro/RMOLJatim
Wabup Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko saat memantau kegiatan lockdown mikro/RMOLJatim

Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko turun gunung memastikan kesiapan adanya lockdown mikro atau penutupan sebagian kecil wilayahnya setelah adanya beberapa warga terkonfirmasi positif Covid-19. Seperti di Dusun, Desa Ngale masuk Kecamatan Paron setidaknya ada satu RT yang harus di lockdown.


Menyusul ada 8 warga dari 5 KK yang dinyatakan terpapar Covid-19. Secara otomatis dalam satu RT semua warganya dilarang berinteraksi sementara waktu dengan  pihak luar. Dengan demikian Antok sapaan akrab Wabup Ngawi memastikan proses isolasi mandiri (isoman) maupun penutupan skala kecil tersebut berjalan sesuai mekanismenya.

"Pertama kita memastikan PPKM mikro yang ada di desa ini berjalan dengan baik. Kebetulan di Ngale ada 5 rumah dan 8 warga dinyatakan positif Covid-19. Maka harus dilakukan penutupan pada gang masuk ke RT tersebut," terang Antok Wabup Ngawi, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (12/7).

Kedua kalinya, Antok ingin melihat langsung sinergitas semua stakeholder tingkat kecamatan baik camat maupun lainya dalam mensuport kebutuhan pokok khususnya sembako bagi warga yang melakukan isoman. Selain itu pihak Puskesmas terdekat diminta intens memantau kondisi kesehatan warga sekaligus memenuhi kebutuhan suplemen vitamin. 

"Pada prinsipnya kita ingin melihat sejauh mana kerjasama maupun gotong royong warga demikian juga pemerintah desa dengan  warga yang terpapar Covid-19. Jangan sampai ada upaya-upaya penolakan dan hal tidak baik kepada warga yang tidak mencerminkan budaya kerukunan," ujarnya.

Antok membenarkan memang saat ini ada 7 titik yang melakukan kegiatan lockdown mikro sesuai mekanisme jika lebih dari 5 warga terjangkit Covid-19. Titik lockdown mikro itu antara lain Ngale, Pengkol Mantingan, Dumplengan Pitu, Widodaren, Kersoharjo Ngawi Kota dan Pucangan Ngrambe.