Nak, Ibu Sedang Melacur! (3)

Cover by Denny NJA
Cover by Denny NJA

Si Kecil Tidur Dulu Baru Main

Tentu saja, bekerja sebagai pelacur bagi Rika sudah biasa. Tapi pengalaman pertama melacur yang tidak biasa.

Pertama kali melakukan hal itu Rika bingung setengah mati. Ia benar-benar tak tahu harus bagaimana. Tapi ia kan harus melacur, kalau tidak, anaknya akan makan apa. Lama-lama ia bisa juga beradaptasi.

Yang penting, sebelum melayani tamu, Irfan dininabobokan. Dinyanyikan lagu kesukaannya. Setelah itu, dititipkan ke pelayan warung. Barulah Rika menemui para tamu.

Cuma, masalahnya kadang ada lelaki yang tidak sabar menunggu. Jadi, dia memilih wanita lain karena capek menunggu Rika menidurkan anak.

Ada juga lelaki yang bersabar sesabar sang ibu. Setelah anaknya tidur, mereka pun masuk rumah kotak-kotak. Di situ mereka gulung kuming. Main mainan orang dewasa.

Tapi, ya, begitulah. Kalau anaknya tidak ada yang menunggu, ya terpaksa, Irfan diletakkannya begitu saja di atas bangku di depan pintu masuk rumah kotak. Lalu, Rika main di bawah, saat itu si anak bertugas menjadi penjaganya.

Hanya dengan begitu Rika dapat uang. Kalau tidak melayani lelaki, besok anaknya makan apa? Ia juga makan apa?

Rika sendiri dikenal sebagai ibu penyabar. Di kalangan teman-teman seprofesinya, Rika yang paling dewasa. Dia sering dijadikan tempat curhat. Wajar jika Rika sedang bekerja, teman-teman Rika sangat pengertian.

Di saat Rika sedang masuk di rumah kotak-kotak melayani tamu, semua teman Rika berebut menjaga Irfan.

Irfan sendiri anaknya lucu, imut, dan menggemaskan. Kadang Irfan dijaga pelayan warung. Dengan penuh kasih saying, Irfan mendapat kenyamanan dari seprofesi Rika. Selimut hangat dibalut ke tubuh kecil itu. Lalu digendong. Dipeluk. Dan Diciumi. Irfan menjadi anak semua orang jika sang ibu sedang bekerja.  

***

Sementara rumah kotak buatan nampak mulai bergoyang-goyang di sisinya. Terdengar riuh erangan. Lama-lama hilang ditelan kesunyian.

Rika sudah di dalam, tentu saja bersama lelaki tadi. Cuma perlu sekian menit baginya menyudahi permainan.

Setelah usai, Rika membenahi pakaiannya yang kusut, dan buru-buru kembali ke si kecil.

Lumayan, katanya, satu pelanggan sudah cukup untuk beli susu. Rika memang berusaha, agar Irfan tidak berada di dekatnya saat melayani pelanggan.

Ya, tidak enak saja rasanya. Malah ada orang yang bilang, Irfan itu pembawa keberuntungan. Kemana ia pergi, Irfan selalu dibawa. Meski sering merepotkan, merengek, Irfan tetap dibawa.

Biarlah ia melacur, yang penting ia tetap bisa menjadi ibu yang terbaik buat anaknya.

Bila Rika sedang pusing tidak dapat pelanggan, justru sang anaklah pengobat hati. Begitu pula ketika Rika sedang ada masalah, Rika cukup memandangi Irfan. Dalam hati Rika selalu berucap: Kamu harus kuat! Kamu harus kuat, demi anakmu!

Ya, Irfan adalah cahaya buat Rika. Makanya, ia heran kalau ada ibu yang membunuh dan membuang bayinya. Dan, ia lebih heran lagi ada ibu yang tidak peduli pada anaknya. Padahal, mereka bisa hidup mewah. Ah, dunia! Kadang-kadang memang terbalik. Yang pelacur sayang anak, yang tidak sayang anak malah melacur.[bersambung]