Ke Mana Dana Covid-19 Mengalir, Ekonomi Kok Loyo?

Salamudin Daeng/net
Salamudin Daeng/net

COVID-19 adalah proyek raksasa, megaproyek yang menelan anggaran yang besar, belanja pemerintah yang sangat besar.

Ini untuk pertama kali sepanjang sejarah pemerintah membelanjakan uang negara dalam jumlah jumbo untuk satu kegiatan, yakni penanganan covid 19.

Menurut Kementerian Keuangan total anggaran untuk penanganan Covid-19 pada tahun 2020 mencapai Rp 677,2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan yang dikait kaitkan dengan Covid-19.

Dilalah zaman sekarang semua bisa dikaitkan dengan Covid-19. Maka jadilah negara Covid-19 atau ekonomi Covid-19 (ekocov). Anggaran Covid-19 akan semakin membesar setiap tahun, sampai 2025 mendatang.

Dari mana datangnya anggaran ini? Bagaimana pemerintah bisa punya uang sebesar ini? Uang ini didapatkan dari hasil utang, menjual surat utang pemerintah.

Sepanjang tahun 2020 utang pemerintah bertambah Rp 1.190 triliun, meningkat sebesar 199 persen lebih dibandingkan tahun sebelumnya sebelum Covid-19 datang.

Sepanjang hidup bangsa ini belum pernah mengambil utang sebesar ini hanya dalam setahun. Itu kira kira hampir setara dengan 2 kali utang 30 tahun pemerintahan Suharto dengan tingkat pengukuran kurs saat ini.

Sebagian besar utang diberikan oleh BI. Dari mana BI dapat uang? BI menjadi makelar terbesar menjual surat utang pemerintah. Pemerintah dapat uang, BI dapat untung.

Tambahan utang tahunan Pemerintah Ini setara dengan dua kali BLBI/KLBI yang terjadi pada masa krisis moneter 97/98 senilai Rp 630,13 triliun.

Harus dicatat bahwa utang pemerintah kepada BI selaku makelar penjualan surat utang pemerintah ini masih diangsur oleh APBN sampai dengan saat ini, dan belum tau sampai kapan bisa lunas.

Kapan ya? Anggaran yang inclusive terbuka dan transparan serta partisipatif, maka ekonomi akan tumbuh.

Penulis adalah peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)