Interpelasi Formula E Bagian Kreativitas Fitnah untuk Anies

Anies Baswedan/ net
Anies Baswedan/ net

KETIKA Jakarta zona merah, dihujatlah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh buzzer fulusisme. Namun ketika bersih menjadi zona hijau, congornya teriak sukses pemerintahan pusat.

Pola adu domba pusat dan daerah yang miskin logika. Dunguer pengkhianat bangsa ya begitu kerjanya. Nol otak.

Presiden Jokowi minta Jakarta bisa 70 persen vaksin akhir Agustus, Anies selesaikan di akhir Juli. Cara seksi dalam implementasi kerja adalah contoh yang mesti ditiru pimpinan sekelas gubernur ibukota.

Memang kaum dunguer anti-Anies selalu mencari cara mendongkel atau setidaknya bergairah untuk mempermalukan Anies di ruang publik.

'Telor' goreng yang enggak pernah dapat sapinya.

Tiga belas tanda tangan anggota DPRD seakan 'pil ekstasi' buat menyerang Anies di kasus Formula E yang tertunda pelaksanaannya karena pandemi.

Padahal Anies paham konstitusi, DPRD mau interpelasi mau angket pasti akan dihadapi. Enggak pakai koar-koar ala Ahok.

Yang disebut terakhir ini adalah mantan Gubernur yang gagal paham terkait konstitusi lembaga DPRD sehingga kegaduhan yang kerap muncul.

Anies dengan kelas edukasinya mampu membangun hubungan yang sinergi tanpa keangkuhan eksekutif, apalagi dibantu Wagub Ariza Patria yang berasal dari partai pendukung.

Beda dengan Gubernur Bali yang mendapat teguran keras, upaya menihilkan sukses Anies melaksanakan PPKM adalah serial dunguer lainnya. Pujian kepada Anies atas concern melaksanakan PPKM datang langsung dari presiden.

Kebenaran itu kadang menyakitkan.

Jadi interpelasi Formula E itu tampaknya sekedar bagian kreatifitas pesan sponsor perancang formula fitnah Anies yang selama ini dilakoni para 'haters' dan buzzerRp.

Tontonin saja formula model FA (Fitnah Anies) ini agar terlihat ada kerjanya.

Pemerhati sosial politik