Humor itu Serius, Serius itu Humor

Jaya Suprana/Net
Jaya Suprana/Net

KETIKA mempelajari psikologi pendidikan di Jerman, saya memetik kesimpulan bahwa humor merupakan unsur penting dalam proses pendidikan terutama sebagai pelumas demi memperlancar komunikasi antara guru dan murid. Maka saya mencurigai bahwa humor itu serius.

Humor itu Serius

Ketika saya kembali ke Tanah Air Udara tercinta, syukur alhamdullilah kecurigaan bahwa humor itu serius dibenarkan oleh Arwah Setiawan.

Namun di sisi lain, setelah mengamati  sepak terjang para politisi di panggung politik Indonesia maka saya memetik kesimpulan bahwa serius merupakan unsur penting di panggung politik.

Misalnya serius dalam mengobral janji manis pada masa kampanye Pemilu. Kemudian pada masa paskapemilu sang pengobral janji yang sudah berhasil duduk di tahta kekuasaan bersikap serius dalam konsekuen dan konsisten ingkar janji yang diobral pada masa kampanye pemilu.

Namun ada pula janji manis yang serius tidak diingkari seperti janji memberikan jabatan komisaris BUMN bagi para anggota tim sukses dengan gaji yang serius spektakular.

Para politisi korup serius dalam memanfaatkan kesempatan untuk melakukan korupsi uang negara sebanyak dan secepat mungkin seperti telah terjadi pada kasus e-KTP, Jiwasraya sampai Bansos.

KPK

Para pembenci KPK terutama yang merasa diri terancam oleh sepak terjang petugas KPK yang terlalu gigih menunaikan tugasnya juga sangat serius dalam menyusun dan menerapkan Tes Wawasan Kebangsaan. Demi serius menyingkirkan para petugas KPK yang serius dianggap membahayakan keselamatan para koruptor.

Para pendukung dan pelaku pembangunan infrastruktur luar biasa serius dalam menggusur rakyat miskin dan masyarakat adat yang serius dianggap sebagai para penghambat pembangunan infra struktur.

Penggusuran serius dilakukan oleh para pelaku pembangunan infra struktur secara serius sempurna melanggar hukum maupun agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah serius disepakati para anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan planet bumi abad XXI.

Para pendukung presidential threshold alias ambang batas suara juga sangat serius dalam menyusun UU Pemilu sedemikian rupa. Agar jangan sampai para putra-putri terbaik Indonesia mampu menjadi presiden tanpa melalui dukungan parpol. Akibat kepentingan parpol jauh di atas kepentingan negara, bangsa apalagi rakyat.

Maka layak serius disimpulkan bahwa di satu sisi memang Humor itu Serius namun sebaliknya di sisi lain ternyata Serius itu (bisa menjadi) Humor.

Meski kerap kali akibat terlalu serius maka humor menjadi horor!