Seremonial peringatan hari pembela hak asasi manusia (HAM) yang diusulkan ditetapkan setiap 7 September tak akan berarti apa-apa bila tidak dibarengi dengan penegakan HAM oleh aparat terkait.
- Anggota KST Komplotan Pembunuh Aktivis Michelle Kurisi Berhasil Diringkus Polisi
- Partai Buruh Diprediksi Tembus Parliamentary Threshold
- Pemerintah Diminta Gercep Tangani Temuan Kasus TBC Di Tulungagung
"Kami menggarisbawahi bahwa hal ini tidak akan memiliki dampak apa pun terhadap penegakan HAM jika tidak dibarengi dengan langkah nyata melindungi kerja-kerja pembela HAM, termasuk mengusut tuntas kasus pembunuhan Munir, yang dibunuh tepat di tanggal ini, 17 tahun lalu,” ujar kata Deputi Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Wirya Adiwena, Selasa (7/9).
"Karena itu, akan sangat ironis jika hari pembela HAM nasional dicanangkan namun tidak ada langkah nyata untuk melindungi para pembela HAM,” imbuhnya.
Menurutnya, harus ada langkah konkret yang mampu menuntaskan segala bentuk ancaman, kekerasan, maupun pembunuhan terhadap pembela HAM.
Dia mencontohkan kasus Munir yang telah diperjuangkan oleh Amnesty Internasional Indonesia bersama Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) sempat mendesak Komnas HAM melawan impunitas bagi penyerang pembela HAM dengan menetapkan pembunuhan Munir sebagai pelanggaran HAM berat.
“Penetapan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat dapat menjadi momentum perwujudan perlindungan para pembela HAM. Ini penting mengingat kekerasan terhadap pembela HAM terus berlanjut," jelasnya.
Atas dasar tersebut, pihaknya meminta agar para pihak berwenang wajib menyelidiki kasus-kasus ini dengan segera, komprehensif, independen, imparsial dan efektif dan membawa mereka yang bertanggungjawab ke pengadilan.
"Negara juga harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan-serangan seperti ini terus berulang,” tandasnya.
- Waketum PAN: Anies Sudah Ditetapkan Jadi Salah Satu Kandidat PAN pada Pilpres 2024
- KPU Berusaha Tekan Politik Uang Indonesia yang Masuk Kategori Tinggi di Dunia
- Bersama Nyai dan Ning di Surabaya, Istri Ganjar Bicara Pemberdayaan Perempuan