Desa di Jember Marak Begal Payudara, Seorang Guru Juga Jadi Korban

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

Seorang guru di Jember menjadi korban asusila saat hendak mengajar di sekolahnya di desa Sidomukti Kecamatan Mayang.


Korban yang mengendarai sepeda motor, tiba-tiba dipepet seorang pemuda tidak dikenal, dan diremas payudaranya.

Tak ayal, peristiwa yang biasa dikenal sebagai begal payudara tersebut, meninggalkan sisa trauma dan keresahan bagi korban dan warga sekitar. 

Menurut Kepala Desa Sidomukti Mayang,  Sunardi Hadi Prayitno, dalam sebulan sudah terjadi tiga orang wanita yang  menjadi korban dari pelaku yang masih misterius tersebut. 

"Peristiwa yang terakhir terjadi Sabtu (11/9), korbannya seorang guru muda, yang hendak mengajar. Ketika lewat  di tanjakan yang sepi, tepatnya di dusun Krajan RW 10, tiba-tiba payudaranya diremas orang. Korban akhirnya melapor ke saya," kata Sunardi Hadi Prayitno, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (12/9).

Sunardi menjelaskan,  pada peristiwa pagi pukul 07.00, korban memang  tidak menaruh curiga jika pengendara sepeda motor di belakangnya, memiliki niat jahat. Dia berjalan santai memperlambat laju sepedanya, karena sudah mendekati sekolahnya.

Secara tiba-tiba pengendara sepeda motor itu, memepetnya dan memegang payudara korban. Usai melakukan perbuatan tersebut, pelaku berhenti dan memutar  arah dan langsung kabur ke arah Dusun Mrapen Desa Sumber Kejayan Mayang.   

"Korban tidak menyangka bisa menjadi korban pelecehan seksual seperti itu, karena selama mengajar di desa tersebut, belum pernah ada kabar seperti itu," katanya.

Setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polsek Mayang, untuk mengungkap pelakunya.

Peristiwa yang menimpa guru itu, membuat gempar di desa setempat, bahkan warga yang menjadi korban mulai bersuara. Selain ibu guru, ada 2 wanita lagi yang menjadi korban yang sama, mengadukan kepada kades. Dalam sebulan sudah terjadi 3 kali begal Payudara di tempat yang sama. 

Ciri-ciri pelaku, lanjut Subardi, mengendarai sepeda motor Honda Revo Merah dengan knalpot brong,  tanpa plat nomor. Tubuhnya berperawakan sedang, rambut pendek, usia sekitar 35-40 tahun.

Sunardi mengimbau agar para wanita untuk hati-hati dan waspada. 

"Wanita jangan berkendara sendiri jika melintas di jalan tersebut. Usahakan apabila berkendara lewat tempat tersebut ada temannya. Dan segera teriak minta pertolongan dan kalo sempat foto pelaku, supaya mudah menangkap pelaku," sambung Sunardi.

Sementara  Kapolsek Mayang, AKP Bejul Nasution saat dikonfirmasi, mengaku telah melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasinya.