Walikota Kediri Optimis Produk UMKM Bisa Tembus Pasar Ekspor

Walikota Kediri di kantor Bea Cukai Kediri/Ist
Walikota Kediri di kantor Bea Cukai Kediri/Ist

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan prospek dan perkembangan UMKM Kota Kediri dalam acara Dialog Interaktif Pemulihan Ekonomi Nasional Jawa Timur untuk pengembangan UKM Lingkar wilis di Ruang Media Center Aula Lantai 3 Kantor Bea Cukai Kediri, Senin (13/9). 


Kegiatan dilakukan secara virtual yang diikuti oleh Atase Keuangan dan Atase Perdagangan KBRI Singapura, pelaku UMKM serta pegiat ekspor.

Walikota Kediri mengungkapkan UMKM di Kota Kediri memiliki prospek yang sangat besar. Untuk itu, Pemerintah Kota Kediri bersama stakeholder harus ikut mendorong agar nantinya UMKM di kota Kediri bisa menjual produknya hingga luar negeri. 

Berdasarkan Sensus Ekonomi tahun 2016 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Kediri menunjukkan bahwa jumlah usaha non pertanian di Kota Kediri sebanyak 39.932 unit usaha, yang terdiri dari 38.806 usaha mikro kecil dan 1.126 usaha menengah besar. 

Sejak tahun 2017, wewenang Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pada usaha mikro. Sedangkan usaha kecil dan menengah menjadi wewenang provinsi. 

Tercatat ada 5.400 usaha mikro yang menjadi binaan Dinkop UMTK Kota Kediri. Di mana usaha makanan minuman mendominasi dengan jumlah 55%. 

Walikota Kediri melanjutkan, saat ini semua pihak harus adaptif karena sudah banyak contoh usaha yang akhirnya harus gulung tikar karena tidak siap menghadapi perubahan jaman.

“Pemerintah Kota Kediri dan masyarakat harus terus beradaptasi. Dalam acara ini kita ditemukan dengan Atase Keuangan dan Atase Perdagangan KBRI Singapura lalu perwakilan dari Bea Cukai untuk menjelaskan bagaimana pentingnya Singapura terhadap dunia perdagangan. Selanjutnya, IKM Kota Kediri kita kumpulkan untuk diinkubasi. Setelah nanti diinkubasi harapannya ada yang bisa ekspor,” kata Walikota dikutip Kantor Berita RMOLJatim

Dukungan Pemerintah Kota Kediri bagi Pelaku UMKM Lokal juga terus dilakukan demi menjaga keberlangsungan usaha terlebih di masa pandemi saat ini. Seperti meluncurkan inovasi Bi Imah (Belanja Instan dari Rumah) di mana pasar tradisional dan retail modern siap memberi layanan belanja dari rumah serta home delivery. Ada pula Kenyang Berhadiah yaitu Undian berhadiah bagi pembeli di resto/warung makan yang tercatat sebagai wajib pajak daerah. 

“Kita juga mendukung resto-resto yang saat itu tidak boleh makan di tempat karena semuanya harus take away. Selain itu kita juga membeli 95.000 masker berbahan Tenun Ikat Kediri karena di masa pandemi juga berimbas pada usaha mereka,” jelasnya.

Pendampingan UMKM untuk digitalisasi melalui workshop foto/video, social media marketing , desain packaging , standar pangan, hingga kerjasama dengan perusahaan digital dan dukungan permodalan juga dilakukan. 

“UMKM kami sebagian besar marketnya hanya di Kediri. Jadi kita mencoba untuk  mendigitalisasikan mereka itu untuk masuk di marketplace. Kita juga ada kemitraan Strategis dengan Private Sector dan memberikan bunga murah namanya Kurnia (Kredit Usaha Melayani Warga Kota Kediri) dengan bunga hanya 2% per tahun,” terangnya.

Berikutnya dalam hal promosi produk UMKM, Walikota Kediri menjabarkan beberapa upaya yang telah dilakukan seperti Live Review di akun instagram pribadi Walikota, press release resmi Pemkot Kediri meliput geliat UMKM di era new normal serta menyelenggarakan UMKM Virtual Expo 2020 secara daring bekerjasama dengan Bank Indonesia.