Vaksinasi Jadi Syarat, PPKM Kota Mojokerto Berpotensi Turun Level

Ning Ita saat mencoba barcode sebelum masuk sebuah mal di Kota Mojokerto/ist
Ning Ita saat mencoba barcode sebelum masuk sebuah mal di Kota Mojokerto/ist

Munculnya syarat tambahan berupa cakupan vaksinasi dalam penentuan level PPKM di Jawa dan Bali membawa angin segar bagi Pemerintah Kota Mojokerto. 


Karena Kota kecil dengan tiga kecamatan ini berpotensi besar turun level PPKM menjadi dua ataupun satu.

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari dikutip Kantor Berita RMOLJatim, mengatakan yang terjadi selama ini, meski cakupan vaksinasi Kota Mojokerto menjadi yang tertinggi di Jawa Timur bahkan 10 besar Indonesia, ternyata tak berdampak pada penurunan level PPKM. Terbukti, hingga hari ini, level PPKM Kota Mojokerto masih III.

“Pada Inmendagri sebelumnya, cakupan vaksinasi tidak menjadi indikator penentuan level PPKM daerah. Tapi di Inmendagri terbaru yang terbit tanggal 13 September kemarin, cakupan vaksinasi ditambahkan sebagai indikator penentuan level. Nah itu peluang kita untuk bisa turun level,” ujarnya. 

Ning Ita panggilan akrab Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menyebut, jika Inmendagri Nomor 42 tahun 2021 tentang PPKM level 4,3,2 Covid -19 di Jawa dan Bali benar-benar direalisasikan, maka Kota Mojokerto bisa turun level menjadi level dua atau satu.

“Disitu disebutkan, jika penurunan level daerah dari level 3 menjadi level 2, capaian total vaksinasi dosis pertama minimal 50 persen dan capaian vaksinasi dosis satu lansia diatas 60 tahun minimal 40 persen,” ujarnya. 

Padahal, lanjut Ning Ita, hingga hari ini capaian vaksinasi dosis pertama Kota Mojokerto sudah mencapai angka 119.07 persen dan capaian vaksinasi dosis kedua mencapai angka 69.39 persen.

“Jika berpedoman pada capaian tesebut, tak menutup kemungkinan, kita juga bisa loncat langsung ke level satu. Sebab syarat turun level dari dua ke satu hanya dibutuhkan capaian vaksinasi dosis pertama minimal sebesar 70 persen. Padahal saat ini capaian kita sudah diatas 100 persen,” tukasnya.

Ditambahkan, capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua Kota Mojokerto menjadi yang tertinggi di Jawa Timur. Bahkan, Kota Mojokerto menjadi satu diantara dua Kota di Jawa Timur yang mencapai herd immunity lebih awal. 

“Kota Mojokerto selalu bersanding dengan Kota Surabaya terkait capaian vaksinasinya. Baik itu dosis pertama maupun kedua. Bahkan dua kota ini menjadi daerah yang mencapai herd immunity lebih dulu dibanding daerah-deeah lain di Jawa Timur,” ungkapnya.

Masih kata Ning Ita, dari data di situs resmi Kementerian Kesehatan pertanggal 14 September, capaian vaksinasi dosis kedua Kota Mojokerto masuk 10 besar tingkat nasional. Dan Kota Mojokerto menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Jawa Timur yang menduduki rangking tersebut. Kota Mojokerto berada satu level dibawah Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah dengan capaian vaksinasi dosis kedua sebesar 70.43 persen. Dan berada di atas satu tingkat dengan Kabupaten Klungkung Provinsi Bali dengan capaian vaksinasi sebesar 65.14 persen.

“Ini patut kita syukuri, usaha keras kita untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya vaksinasi membuahkan hasil. Sehingga bisa mendongkrak capaian vaksin kita menjadi yang tertinggi,” tukasnya. 

Tak hanya itu, Ning Ita juga mengapresiasi tinggi kerja keras tim tenaga kesehatan Pemkot Mojokerto yang tak kenal lelah melayani masyarakat Kota Mojokerto untuk memenuhi permintaan vaksin. Ia juga berterima kasih kepada seluruh warga Kota Mojokerto atas partisipasinya dalam vaksinasi.

“Tak ada upaya yang sia-sia, kini kerja keras kita akan menuai hasil positif. Merujuk pada Inmendagri terbaru, kita akan bisa turun level PPKM,” ungkapnya.

Namun demikian, Ning Ita tetap mengingatkan warga Kota Mojokerto untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Karena virus ini bisa dihindari jika tetap berpedoman pada prokes ketat.“Meski sudah vaksin dan meski PPKM sudah diperlonggar, saya selalu ingatkan warga kota untuk tak lalai prokes. Karena itulah benteng terkuat kita dalam melawan Covid-19,” ajaknya.