Tolak Rencana Pemerintah Naikan Cukai Rokok, Sarbumusi: Tidak Efektif ke Penerimaan Negara

Petani tembakau di Probolinggo Jawa Timur/RMOLJatim
Petani tembakau di Probolinggo Jawa Timur/RMOLJatim

Merespons rencana kenaikan cukai rokok, Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi serikat Buruh Muslimin Indonesia DPP Sarbumusi menyatakan, penyerapan hasil panen akan anjlok 30 persen.


Sebab, saat ini ada sekitar 7 juta petani dan pekerja tembakau yang harus menghidupi keluarganya.

Wakil Presiden K-Sarbumusi Soeharjono menyatakan, dalam kondisi sekarang kenaikan cukai tidak akan efektif menaikan penerimaan negara.

Pendapat Soeharjono, semakin cukai rokok naik, harga rokok menjadi semakin tinggi, penjualan rokok menjadi semakin susah. Imbasnya, yang laku di pasaran adalah rokok rokok ilegal yang tidak menggunakan label cukai.

"Akibatnya penerimaan negara dari sisi cukai tidak akan efektif," demikian kata Soeharjono, Jumat (17/9).

Dalam pandangan Soeharjono, kenaikan cukai rokok disaat yang tidak tepat dikhawatirkan justru akan semakin memperparah derajat kesehatan kepada perokok. Sebab, perokok akan cenderung memilih rokok dengan kualitas yang lebih buruk.

Apalagi, kata Soeharjono tingkat pengangguran terus meningkat sebagai dampak pandemi Covid-19. Data yang ditemukan Soeharjono, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2021 diperkirakan akan naik ke kisaran 7,15 persen-7,35 persen.

Dengan data pengangguran itu, Soeharjono berpendapat jika cukai rokok naik tingkat pengangguran terbuka akan lebih tinggi.

"Berdasarkan poin-poin pemikiran diatas DPP K-SARBUMUSI menyatakan menolak rencana pemerintah menaikkan cukai rokok," demikian sikap yang diwakili Soeharjono.


ikuti update rmoljatim di google news