PT Inka Kembangkan Peti Kemas Ikan Laut 

Kegiatan PT INKA uji ketahanan prototipe reefer container di Pelabuhan Tamperan, Pacitan, Jawa Timur/ist
Kegiatan PT INKA uji ketahanan prototipe reefer container di Pelabuhan Tamperan, Pacitan, Jawa Timur/ist

Untuk menjawab kebutuhan transportasi hasil ikan laut yang aman, segar dan berkualitas, PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA uji ketahanan prototipe reefer container di Pelabuhan Tamperan, Pacitan, Jawa Timur.


Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro menjelaskan bahwa selama ini ada kesulitan dalam pengiriman hasil laut. Karenanya, diperlukan sebuah peti kemas dengan sistem teknologi yang canggih. Ujicoba dilaksanakan pada kamis (23/9) kemarin.

"Selama ini pengiriman hasil laut hanya menggunakan segala macam es untuk pendinginannya," ujar Budi kepada Kantor Berita RMOLJatim di Madiun, Jumat (24/9).

Budi mengaku, dirinya berupaya mendorong engineering PT INKA untuk terus berinovasi dalam risetnya hingga tercipta peti kemas yang berkualitas. Enginering melakukan uji statis endurance guna menakar kualitas dan kinerja sistem automatisasi serta ketahanan dalam menghadapi guncangan gelombang laut.

"Nanti uji endurance-nya dibuat sampai ke laut. Saya harapkan, secara teori prototipe ini sudah bisa digunakan," tuturnya.

Budi menjelaskan secara spesifikasi, pengangkutan hasil laut sampai ke dalam peti kemas memanfaatkan sistem hybrid di dalam prototipe. pengisian daya power suplainya menggabungkan sel surya, baterai dan generator. Bodinya menggunakan polyurethane foam dengan kerangka kontruksi stainless steel yang mampu menjaga temperatur hingga minus 22 ⁰C sehingga kualitas ikan tetap terjaga sampai tujuan.

"Kita integrasikan solar panel dengan baterai dan genset diesel agar nelayan tidak bergantung dengan bahan bakar minyak (BBM)," imbuh Budi.

Untuk diketahui, selanjutnya kedepan ada lima jenis prototipe reefer container yang akan dibuat PT INKA yang bekerjasama Universitas Brawijaya (UB) Malang. Yakni berupa mini reefer container dengan kapasitas mulai 1 ton, 2 ton, 5 ton, 20 feet dan 40 feet disesuaikan kebutuhan international shipping.

"Kami targetkan Desember selesai standardisasi dan uji sertifikasi agar Januari 2022 sudah dapat diproduksi massal," terangnya.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong kesiapan produksi dalam negeri. Diharapkan dapat meningkatkan nilai jual sumber daya agro maritim, terutama perikanan.

"Potensi laut kita sangat besar. Terimakasih PT INKA yang telah menciptakan inovasi ini," tutur Amalyos Chan, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves.

Amalyos menegaskan nantinya prototipe reefer container segera diproses SNI dan TKDN-nya. Agar karya anak bangsa ini sanggup bersaing dan tidak kalah produksi luar negeri.

"Dengan inovasi ini kita bisa berdaulat dan mandiri. Tidak lagi bergantung dengan produk luar negeri," pungkasnya.