Bangun Ekosistem Pers Sehat, JMSI Luncurkan JMSI Award Berhadiah Rp 150 Juta

Ketua Umum JMSI Teguh Santosa/Repro
Ketua Umum JMSI Teguh Santosa/Repro

Pembangunan ekosistem pers nasional yang sehat dan profesional menjadi cita-cita bersama dalam pendirian Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang kini sudah berusia 1,5 tahun.


Dengan ekosistem pers nasional tersebut, diyakini masyarakat, bangsa, dan negara bisa tumbuh menjadi makmur sejahtera, berkeadilan dan berkemajuan.

Begitu tegas Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa saat peluncuran JMSI Award bertajuk “Anugerah Karya Jurnalistik: Bersemi Kala Pandemi” secara daring, Kamis (30/9).

Teguh Santosa yang juga CEO RMOL Network mengingatkan, pers nasional yang sehat dan profesional harus ditopang oleh kehadiran perusahaan-perusahaan pers yang dapat menjalankan fungsi sebagai produsen informasi yang dikerjakan berdasarkan hukum-hukum pers, menghormati kode etik jurnalistik, dan berorientasi pada kepentingan rakyat banyak.

“Termasuk, menunaikan fungsi ekonomi yang dapat menopang kehidupan karyawan dan wartawan. Disebut ekosistem, karena dia melibatkan banyak stakeholder lain,” tegasnya.

Pengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengurai, jika menggunakan pendekatan pentahelix, maka ada empat elemen penting lagi yang mesti dilibatkan dalam proses membangun ekosistem. Keempat elemen itu adalah kalangan dunia usaha, akademisi, masyarakat luas, dan pemerintah.

Kepada pengurus JMSI, Teguh Santosa mengingatkan bahwa patokan ekosistem bisa disebut sehat adalah, jika berhasil menjadi pondasi bagi terbentuknya masyarakat yang adil makmur dan sejahtera.

“Dalam konteks ini artinya, dampak pemberitaan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan bersama,” sambungnya.

Teguh Santosa turut menyampaikan kembali pesan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika berbicara di ulang tahun pertama JMSI bulan Februari lalu.

Saat itu, Anies mengatakan bahwa JMSI hadir persis bersamaan dengan kehadiran pandemi Covid-19. Artinya, tantangan yang harus dihadapi JMSI bertambah. Konsolidasi organisasi terpaksa harus dilakukan di tengah pandemi, yang selain menimbulkan ancaman kesehatan juga mengganggu pondasi ekonomi perusahaan.

“Alhamdulillah, per hari ini pandemi sudah lebih terkendali. Walau kita tetap perlu ekstra hati-hati,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Teguh Santosa juga mengumumkan bahwa 10 pengurus daerah JMSI telah diverifikasi secara faktual oleh Dewan Pers. Bahkan pada hari ini, Dewan Pers akan memverifikasi pengurus daerah di Kalimantan Selatan dan minggu depan akan memverifikasi pengurus daerah Bengkulu.

“Dengan demikian, syarat minimal sepuluh daerah terverifikasi telah kita lalui. Dan ini artinya, insya Allah di tahun ini juga kita dapat menjadi konstituen Dewan Pers,” kata Teguh Santosa.

Sementara terkait JMSI Award, Teguh Santosa mengurai bahwa hal itu merupakan ikhtiar dari JMSI untuk menciptakan ekosistem pers yang sehat dan profesional. Di mana lomba karya jurnalistik ini berhadiah total Rp 150 juta untuk 3 kategori khusus dan 5 kategori umum.

“Kita berharap tradisi karya pers yang taat kode etik dapat kita lestarikan. Juga tradisi membangun perusahaan pers yang sehat dapat terjaga,” demikian Teguh Santosa.