BBM Jenis Pertalite Langka, Warga Bondowoso Kesal Sering Tak Kebagian

Salah satu SPBU di Bondowoso yang juga kehabisan Pertalite/RMOLJatim
Salah satu SPBU di Bondowoso yang juga kehabisan Pertalite/RMOLJatim

Beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bondowoso mulai kekurangan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.


Sekalipun ada, terkadang mereka harus mengantri dengan durasi waktu yang tak sebentar dan tak jarang harus kehabisan di tengah antrian tersebut.

Disampaikan Riski Adrian, warga Jalan Pelita, Kelurahan Tamansari, ia mengaku sudah empat hari terakhir ini seringkali saat akan mengisi BBM pertalite di SPBU sudah tertulis "Habis". Padahal waktu itu masih jam kerja perkiraan pukul 10.30 pagi. 

"Pernah juga saya ngantri di SPBU Nangkaan, hingga 45 menit kemarin lusa," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (6/10).

Riski mengaku kesal lantaran kondisi itu mengganggu aktivitasnya beberapa Minggu terakhir ini. Akhirnya, mau tidak mau dirinya berkeliling mencari pengecer pertalite yang bisanya dikemas dengan botol maupun berupa pom mini.

"Kan aneh, di SPBU nya sulit. Tapi stok di Pom mini selalu ada," herannya. 

Ia menambahkan, agar setiap SPBU juga menyampaikan penyebab sulitnya mendapat BBM pertalite. Agar masyarakat tak resah dengan makin sulitnya peroleh Pertalite di SPBU tersebut sekaligus sebagai bentuk edukasi.

"Kita hanya diberi tahu (BBM) habis. Perlulah diedukasi juga masyarakat ini, agar tidak resah," keluhnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Wahyudi, warga Kelurahan Badean, dirinya pernah sampai terpaksa berkeliling mencari partalite. Karena, di dua SPBU yang didatangi, ada yang habis dan ada yang antriannya panjang.

"Karena tak dapat pertalite (di SPBU), ya sudah beli eceren. Padahal kalau beli eceren lebih mahal dan dapat lebih sedikit. Tapi mau gimana lagi, " ujarnya. 

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Jagir, Manager SPBU Tamansari, menerangkan, kondisi ini terjadi lantaran empat hari terakhir terjadi pengurangan pengiriman BBM jenis pertalite dan pertamax di seluruh SPBU. Baik di Bondowoso, Jember, Situbondo, dan Banyuwangi. 

Pengurangannya tak tanggung-tanggung hingga 50 persen. Di hari biasa SPBUnya dikirimi sekitar 16 ribu liter. Namun kini hanya 8 ribuan liter. 

Karena kondisi ini antrian panjang seringkali terjadi di Pom Bensinnya. Dirinya tak bisa memastikan ini terjadi sampai kapan. 

"Sudah saya telponi pihak Pertamina tak ada yang angkat. SR nya juga sudah saya telponi tak diangkat. Katanya, stok di Pertamina menipis, jadi dikurangi," katanya. 

Namun, untuk mengurai antrian. Pihaknya terpaksa tak melayani para pengecer. 

"Sementara tak saya layani dirigen. Sebetulnya tak papa dirigen, kan bukan barang subsidi. Sebetulnya, kasian juga kalau tak diberi. Tapi untuk sementara tak dilayani dulu," jelas Jagir. 

Kepala Bagian Ekonomi, Pemkab Bondowoso, Rahmatullah membenarkan, memang terjadi pengurangan pertamax dan pertalite di wilayahnya. Namun, untuk jumlah pastinya pihak SPBU yang mengetahui. 

"Kaitan dengan kuota, per SPBU memang sudah ditetapkan oleh Pertamina berdasarkan tren penjualan. Harian itu laporannya," jelas Rahmat. 

Ia menjabarkan, pihaknya pun berharap agar masyarakat tidak resah. Hingga, panic buying

Namun, ia memperkirakan jika nantinya kondisi semakin sulit. Pihaknya bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) akan segera bersurat ke Pertamina. 

"Kalau memang sangat darurat dan dibutuhkan. Kita juga nanti mengirim surat bersama Hiswanamigas untuk mengajukan permohonan," pungkasnya.