Pemkot Surabaya Deteksi Dini Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak di Masa Pandemi

Sosialisasi deteksi dini pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19/ist
Sosialisasi deteksi dini pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19/ist

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) bersama PKK Kota Surabaya menggelar sosialisasi deteksi dini pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa pandemi Covid-19, Rabu (6/10). 


Acara sosialisasi yang digelar di Gedung Nasional Indonesia Jalan Bubutan itu diikuti oleh dua perwakilan PKK dari 31 kecamatan se-Kota Surabaya.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi mengatakan pandemi Covid-19 itu berdampak besar pada sektor ekonomi, sosial, budaya dan beberapa sektor lainnya. 

Bahkan, banyak keluarga yang kehilangan pekerjaan di tengah situasi yang tidak menentu ini, sehingga banyak orang yang stres dan sangat mungkin ada kekerasan di dalam keluarga. 

“Nah, ini kita berusaha bagaimana mengantisipasi hal ini sejak dini,” kata Rini seusai membuka sosialisasi itu.

Menurutnya, ibu-ibu itu mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan kepedulian dan empatnya, sehingga diharapkan dia bisa melihat dan mengamati keluarga atau tetangganya yang barangkali mengalami kekerasan di tengah pandemi ini. 

Apabila ditemukan adanya kekerasan, maka dia meminta untuk segera melaporkan atau mengkomunikasikan kepada Pemkot Surabaya melalui DP5A, sehingga dapat segera diatasi dan didampingi.

“Pemkot juga siap membantu mendampingi kalau misalnya sudah parah dan harus melaporkan kepada pihak kepolisian. Tapi sebenarnya itu bisa dicegah melalui pendampingan psikologis dan lainnya,” kata dia.

Sebenarnya, lanjut dia, perlakuan semacam ini bisa dicegah sebelum adanya pernikahan. 

Makanya, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya ini juga meminta kepada ibu-ibu PKK yang ikut dalam sosialisasi itu untuk mencarikan pasangan anak-anaknya yang benar dan baik. Apalagi, pernikahan itu seumur hidup. 

“Insyallah kalau memilih pasangan yang baik akan memperlakukan istri dan anaknya juga dengan baik,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap sinergi antara PKK dengan kader-kader yang ada di bawah DP5A bisa mengantisipasi kekerasan dalam keluarga, karena mereka nanti akan turun bersama-sama ke bawah untuk mengantisipasi semua ini. 

Melalui cara ini, maka dia berharap Surabaya terus menjadi kota yang ramah anak dan selalu menjadi kota yang tentram, aman dan damai.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Surabaya Antiek Sugiharti memastikan sosialisasi kali ini untuk memberikan pembekalan kepada para kader PKK di 31 kecamatan se Kota Surabaya. 

Mereka akan diberi pembekalan tentang bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ditemukan ada kekerasan perempuan dan anak di lingkungan mereka masing-masing.

“Kader PKK ini nantinya akan turun bareng dan bersinergi dengan kader PKBM (pusat krisis berbasis masyarakat) yang ada di tingkat kecamatan dan juga bersinergi dengan Satgas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) yang ada di tingkat kelurahan. Jadi, mereka akan turun bersama-sama ke bawah untuk memberikan pendampingan,” kata Antiek.

Ia juga memastikan bahwa sebelum memberikan pembekalan kepada kader PKK ini, ia sudah melakukan pembekalan juga kepada anak-anak SD dan SMP, guru BK dan juga bunda paud. 

Makanya, ia berharap dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak, kekerasan kepada perempuan dan anak di dalam keluarga dapat dicegah di Kota Surabaya.