Gubernur Khofifah Puji Kreativitas Siti Rohmatillah, Pembatik Disabilitas Asal Bondowoso.

Situ Rohmatillah,saat membatik dalam acara Jatim Fair/ist.
Situ Rohmatillah,saat membatik dalam acara Jatim Fair/ist.

Siti Rohmatillah atau Rahma (25), penyandang tunadaksa asal Bondowoso bertemu langsung dengan gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar parawansa, di Gedung Grahadi Surabaya.


Dalam pantauan Kantor Berita RMOLJatim, kedatangannya ke kantor gubernur tersebut diabadikan langsung oleh Khofifah di akun media sosialnya di Facebook dan Instagram dengan juga memamerkan batik karya Rahma tersebut.

"Rahma ini tidak berputus asa (dengan kondisinya) dan selalu bekerja keras," ujar Khofifah, dikutip Kantor Berita RMOLJatim melaui unggahannya di Facebook dan Instagram, Sabtu (9/10).

Dalam unggahannya tersebut, Khofifah juga mengajak para masyarakat yang lain agar tidak kalah semangat dengan Rahma yang sudah memiliki usaha batik tulis di Bondowoso.

"Buat yang masih malas dan suka mengeluh, semoga tergugah dengan Rahma ini," tambah gubernur dalam postingan tersebut.

PJ Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bondowoso, Anisatul Hamidah, menerangkan, kedatangan Rahma ke ruang Grahadi untuk acara "Jatim Fair" dalam rangka Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang digelar di Grand City Exhibition Surabaya, sejak 8-12 Oktober 2021. Tampak, Bupati Bondowoso Drs. KH Salwa Arifin juga mendampingi dalam acara tersebut.

Tak hanya Rahma, Adapun rekannya, Noera Cahyo Febrianto atau Yoyok (47), eks ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa), yang memiliki keahlian mendesain motif batik.

"Yoyok yang merupakan lulusan Institut Kesenian Jakarta tersebut ahli dalam mendesain batik, sedangkan Rahma yang mengukirnya dengan kaki. Kami kolaborasi disini," terang wanita yang biasa disapa Anis itu 

Kemudian, Anis menambahkan, kemarin keduanya mendapatkan apresiasi untuk hadir di Grahadi dan mendapatkan motivasi langsung dari Gubernur Jawa Timur.

"Kami akan terus mendorong, tidak hanya dua orang ini karena masih ada lagi yang lain juga butuh perhatian," lanjutnya.

Disebutkan bahwa pemerintah harus hadir untuk memberikan solusi dalam hal pemberdayaan, karena tidak semua disabilitas di Bondowoso seperti Rahma. Artinya Dinsos akan memilah kategori disabilitas berat, sedang dan ringan. 

"Kalau disabilitas berat tentu mereka yang memang tidak bisa melakukan aktifitas produktif, dan mereka itu harus mendapatkan perhatian dari pemerintah," pungkasnya.