Tidak Semua Pejabat Korup

Jaya Suprana/Net
Jaya Suprana/Net

SAHABAT merangkap mahaguru kejujuran saya, Harry Simon sempat berkisah tentang kejujuran almarhum Sophan Sophiaan yang di samping aktor layar lebar terkemuka, juga pernah berperan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Amplop

Pada suatu pagi hari, Sophan membuka laci meja kantornya di Gedung DPR dan menemukan selembar cek kontan sejumlah 60 juta rupiah. Sophan menanyai satu-persatu teman-teman di Gedung DPR itu. Beberapa orang menjawab dengan tersenyum,”Sudahlah, terima saja”.

Beberapa lama kemudian, seusai suatu rapat, seorang rekannya memasukkan amplop berisi uang 20 juta rupiah. Lagi-lagi ia dapat jawaban yang sama, “Sudahlah, terima saja”.

Hari selanjutnya ia menolak pemberian apapun, selain gaji resminya. Lambat namun pasti teman-temannya mulai menjaga jarak dengannya. Sophan hanya aktif di DPR sekitar 1,5 tahun. Ia mengajukan pengunduran diri dengan alasan kesehatan, padahal sebenarnya tidak tahan menghadapi lingkungan tugas serba tidak jujur.

Bungkusan

Pada suatu hari seorang tokoh nasional menghadap Gus Dur di kantor Istana Kepresidenan. Karena sang tokoh minta pertemuan dengan Gus Dur confidential, maka Gus Dur minta saya keluar dari kantor.

Tak lama kemudian sang tokoh nasional yang tidak akan saya sebut nama demi tidak melakukan pembunuhan karakter sehingga saya dilaporkan ke polisi, keluar dari kantor Gus Dur dengan wajah berseri-seri.

Kemudian saya dipanggil oleh Gus Dur masuk ke kantor kepresidenan. Gus Dur memberitahu saya bahwa sang tokoh nasional mengharapkan ditunjuk sebagai menteri apa pun, pokoknya menteri.

Kemudian Gus Dur minta saya membuka sebuah bungkusan yang menurut Gus Dur di akhir pertemuan dititipkan oleh sang tokoh nasional kepada Gus Dur.

Gus Dur minta bantuan saya sebab beliau tidak bisa melihat. Saya terkejut sebab ternyata bungkusan tersebut berisi uang keras dolar Amerika Serikat.

Setelah saya memberitahu bahwa bungkusan besar tersebut berisi banyak lembaran uang kertas dolar Amerika Serikat, langsung Gus Dur memerintahkan ajudannya memanggil kembali sang tokoh nasional agar Gus Dur dapat mengembalikan bungkusan besar berisi uang kertas Amerika Serikat tersebut kepada sang tokoh nasional.

Kejujuran

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur menyadarkan saya bahwa keliru apabila saya memaksakan gebyah uyah alias pukul rata, alias generalisasi bahwa semua pejabat negara di Tanah Air Udara tercinta adalah koruptor.

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur menyadarkan saya agar jangan merasa putus asa atas kejujuran bangsa Indonesia, sebab terbukti masih ada bahkan masih banyak warga Indonesia yang masih memilihi nurani kejujuran, maka tidak sudi melakukan perilaku yang tidak jujur.

Pada hakikatnya almarhum Sophan Sophiaan dan Gus Dur beserta Bung Hatta, Pak Dirman, Pak Hoegeng, Mas Marie dan lain-lain yang mustahil saya sebut semuanya secara nyata, bukan dengan kosmetik slogan politik hampa makna namun dengan perilaku nyata membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang jujur! MERDEKA!