Mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu menolak klaim Kementerian BUMN yang menilai anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bertambah Rp 26,6 triliun adalah hal wajar. Sebab, angka tersebut lebih dari 10 persen anggaran awal yang sebesar Rp 113,9 triliun.
- Said Didu Marah Anggaran PSN Masuk Kantong Pribadi
- Jokowi Wariskan Utang Negara Capai Rp8.500 T pada 2024, Per Hari Utang Rp 3 Triliun
- Said Didu: Sangat Naif Pemimpin Negara Serahkan Detail Rencana Ibukota ke Negara Lain
“Wajar? Eskalasi biaya lebih 10 persen dari rencana awal adalah pekerjaan orang yang tidak bisa merencanakan,” tulis Said Didu melalui akun Twitter pribadi, Minggu (10/10).
Menurut Said Didu, anggaran kereta cepat juga semakin tidak wajar jika berkaca dari awal perkiraan. Di mana saat awal rencana pembangunan Jepang memperkirakan biaya pengerjaan habis 6 miliar dolar AS.
Kala itu, Indonesia mengabaikan tawaran dari Jepang yang dianggap lebih mahal. Bekerja sama dengan China yang menawarkan hanya 5 miliar dolar AS kemudian dipilih.
“Sekarang melonjak menjadi 8,6 miliar dolar AS. Wajarnya di mana?” tanya Said Didu seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyatakan pembengkakan biaya proyek adalah hal yang wajar. Ini lantaran Indonesia baru kali pertama membangun kereta cepat dan terjadi sejumlah kemunduran pembangunan yang menaikkan cost.
- Said Didu Marah Anggaran PSN Masuk Kantong Pribadi
- Kementerian BUMN Umumkan Progres Pembubaran Tujuh Perusahaan Pelat Merah
- Jokowi Wariskan Utang Negara Capai Rp8.500 T pada 2024, Per Hari Utang Rp 3 Triliun