Situs Bersejarah di Aceh Kondisinya Memprihatinkan, Tertutupi Rumput dan Tumbuhan Liar

Lokasi yang diduga makam kuno Aceh di area pembangunan IPAL Gampong Pande dan Gampong Jawa/RMOLAceh
Lokasi yang diduga makam kuno Aceh di area pembangunan IPAL Gampong Pande dan Gampong Jawa/RMOLAceh

Kondisi situs sejarah makam kuno di Makam Kuno di Gampong Pande dan Gampong Jawa, Banda Aceh sangat memprihatinkan. Bahkan, situs itu berada di area pembangunan Instalasi Pembuangan Akhir Limbah (IPAL) di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Melansir Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (9/10), area tersebut dikelilingi pagar beton berwarna putih setinggi dua meter. Di salah satu sisi kanan pagar beton dalam keadaan ambruk.

Sementara di bagian depan lokasi itu terdapat pagar besi bercat merah tertutup rapat. Tidak ada aktivitas apapun disana, lokasi itu juga dipenuhi rerumputan panjang.

Sekitar dua meter dari bangunan itu, terletak sekitar 11 batu nisan berbagai bentuk dan ukuran. Delapan di antaranya masih utuh dan berukuran besar.

Batu-batu nisan itu tertata rapi di satu lokasi. Beberapa batu nisan itu juga dipasangkan kain berwarna kuning yang telah pudar. Sebagian nisan tersebut juga tampak terkikis akibat hantaman benda keras.

Lokasi tempat nisan itu juga dipenuhi rumput-rumput bahkan ada satu batu nisan yang telah tertutup tumbuhan liar. Area itu awalnya direncanakan untuk pembangunan IPAL.

Tak begitu jauh dari lokasi tersebut, terdapat beberapa kolam yang terbengkalai. Beberapa material seperti besi dan semen juga terlihat mulai rusak.

Sementara di seberang kolam terdapat beberapa bangunan dengan ukuran yang berbeda. Di lokasi yang sama, juga terdapat kolam lainnya dalam kondisi yang sama dan hanya dipenuhi genangan air.

Sebelumnya, Pemimpin Darud Donya, Cut Putri, mengirimkan surat kepada Pemimpin Turki, Recep Tayyib Erdogan. Surat ini adalah meminta Turki untuk membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat khazanah warisan Islam.

"Padahal mereka adalah pahlawan mulia penyebar Islam di Asia Tenggara. Mereka adalah nenek moyang Bangsa Aceh yang juga nenek moyang Bangsa Turki, dan berarti merupakan nenek moyang dari Yang Mulia saudara kami Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan,” kata Cut Putri.