MoU Pembentukan Kampung Zakat, Terobosan Baru Baznas Dan Unej Kampus Bondowoso

MoU Baznas dengan Unej Kampus Bondowoso/RMOLJatim
MoU Baznas dengan Unej Kampus Bondowoso/RMOLJatim

MoU pembentukan kampung zakat dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bondowoso dengan Universitas Jember (Unej) kampus Bondowoso di Ruang Kuliah 9 Unej Kampus Bondowoso, Kamis (14/10).


Disampaikan Fathorrozi, Pengelola Unej Kampus Bondowoso, kerjasama ini pihaknya bersama Baznas mendorong para peternak agar kemudian bisa menjadi peternak maju dan sejahtera. 

"Harapannya, mereka yang sebelumnya menjadi penerima infak atau mustahik, ke depan diharapkan bisa menjadi muzaki," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dalam realisasinya sendiri, Pihak Baznas membantu segi permodalan sedangkan Kampus Unej dalam sisi edukasi dan manajemennya.

"Jadi kambingnya dari Baznas, menejemennya dari Unej, kemudian Kandangnya dari tokoh masyarakat," tambahnya. 

Nantinya, ada dua doktor ahli peternakan dari unsur dosen di program studi (Prodi) Peternakan Unej yang akan turun secara berkala ke Kampung Zakat memberikan edukasi dan pengarahan kepada para peternak tersebut.

Seperti bagaimana cara menjaga kualitas ternak, penyortiran ternak yang dibeli, diseminasi teknologi peternakan, penjualan hasil ternak, dan lainnya. 

"Iya kita juga libatkan mahasiswa," ungkapnya. 

Sementara itu, Ketua Baznas Bondowoso, Kh. Junaedi Mu'thi, menerangkan bahwa bantuan permodalan ini merupakan zakat produktif yang diberikan dalam bentuk 60 ekor kambing atau sekitar Rp 75 juta bagi 10 peternak di desa Sulek. 

"Kambingnya kita serahkan kepada peternak sekitar 10 orang," ungkapnya. 

Ia menyebutkan, puluhan ekor itu sudah menjadi hak milik syirkah atau kelompok ternak yang ada di Desa Sulek. Yakni Kelompok Ternak Berkah. 

" Selanjutnya kami sebagai petugas memantau agar tak kemudian dijual saat baru saja diterima," tandasnya.

Untuk mempermudah pemantauan, pihaknya juga menggandeng tokoh masyarakat yang berkenan untuk memberikan lahannya untuk dijadikan sebagai kandang koloni. 

"kita bantu menejemennya supaya tak sampai dijual. Makanya salah satunya, penempataannya dikumpulkan dalam satu tempat," ujarnya. 

Diakuinya, ini merupakan percobaan pertama membagikan zakat produktif dengan model Kampung Zakat. Jika nanti berhasil, bukan tidak mungkin akan ada Kampung Zakat lainnya. 

Namun, latar belakang realisasi Kampung Zakat selama ini bantuan zakat produktif adalah berupa alat produksi seperti mesin jahit, mesin giling tepung, gerobak. Akan tetapi untuk evaluasinya seringkali sulit. 

" Makanya ini uji coba. Untuk cepat kelihatan hasilnya," lanjutnya. 

Ia berharap dengan adanya Kampung Zakat ini, banyak penerima zakat yang sebelumnya menerima. Kemudian, bisa menjadi pemberi zakat. 

Namun, karena masih pandemi Covid-19 seremonial penandatanganan kerjasama masih belum dilakukan sambil lalu perkembangan situasi pandemi.

Sebagai informasi, bahwa kerjasama ini juga turut melibatkan pemerintah daerah. Yakni dengan Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).