Rencana penggunaan nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh pendiri bangsa Turki, Mustafa Kemal Attaturk, dianggap sebagai upaya mengadu domba masyarakat.
- UU PSDN Tidak akan Diuji Materi Jika DPR dan Pemerintah Terbuka
- Bawaslu Dalami Temuan PPATK soal Transaksi Janggal Ribuan Caleg
- ProDEM Menyindir: Demokrat Saja Bisa Diambilalih Apalagi Partai Lain, Jokowi 3 Periode
Disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, usulan penamaan jalan tersebut diharapkan tidak perlu ditanggapi.
Menurut Muslim Arbi, sosok Mustafa Attaturk adalah tokoh yang dipuja-puja oleh kalangan sekuler dan agen kolonial.
Alasan mengapa dipuja, karena Mustafa Attaturk dinilai berhasil menghancurkan Khilafah Turkey Utsmani.
Di sisi lain, kelompok Islam sangat membenci sosok Mustafa keran dianggap sebagai perusak Islam.
Muslim melihat upaya penamaan jalan Mustafa lebih sebagai bentuk adu domba masyarakat Indonesia.
"Sebaliknya dunia Islam, membenci Attaturk sebagai perusak Islam, dan kaum Muslimin. Penamaan nama jalan di Jakarta, hanyalah upaya adu domba saja," ujar Muslim dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/10).
Karena kata Muslim, penamaan jalan dengan nama Mustafa Kemal Attaturk hanyalah menonjolkan tokoh sekuler sekaligus agen kolonialis Inggris dan perusak Islam.
"Jika Kemal Attaturk dipaksakan sebagai nama jalan di Jakarta, dapat dikatakan, ini sebagai simbol sekularisasi negeri ini. Apakah itu yang dikehendaki rezim ini?" pungkas Muslim.
- Jelajahi Türkiye dari Belakang Sepeda
- Makna Pidato Pelantikan Erdogan
- Ganjar Bisa Tiru Etika Capres Turki, Mundur karena Tersandung Kasus Video Porno