Didemo Karena Pelayanan Tak Maksimal, Perumda Gresik Janji Lakukan Evaluasi Kinerja

Unjuk rasa yang dilakukan oleh GERAK
Unjuk rasa yang dilakukan oleh GERAK

Aksi unjuk rasa di Kantor Perumda Giri Tirta Gresik, dilakukan sejumlah orang yang tergabung dalam aliansi Gerakan Air Untuk Rakyat (Gerak).


Mereka  menuntut transparansi pengelolaan anggaran dan perombakan jajaran direksi perusahaan BUMD itu.

Koordinator Aksi, Syafik Udin mengatakan, kinerja Perumda Giri Tirta Gresik memiliki beberapa catatan merah mulai dari tidak bisa diaksesnya website, tagihan air pelanggan yang tiba-tiba melonjak tajam hingga keruhnya air.

Selain itu, demonstran juga menyebut air Perumda Giri Tirta Gresik yang didistribusikan sering kali keruh dan meminta transparansi laporan penggunaan anggaran Rp 25 miliar sebagai penyertaan modal tahun 2019.

“Kami minta agar ada perombakan besar-besaran di Perumda Giri Tirta Gresik karena banyak masyarakat yang masih mengeluhkan layanan yang selama ini diberikan,” ucap Syafik dalam orasinya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (18/10). 

Puas berorasi untuk menyampaikan tuntutannya, demonstran lalu menyerahkan dokumen yang diberi nama rapor merah untuk kinerja Perumda Giri Tirta Gresik yang berisi keluhan masyarakat seputar layanan air bersih. 

Sementara, Direktur Utama Perumda Giri Tirta Gresik, Siti Aminatus Zariyah mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada para pendemo yang terus mengawal kinerjanya dalam memimpin Perumda Giri Tirta Gresik selama tiga tahun terakhir. 

“Rapor merah ini saya terima, sebagai bahan evaluasi sekaligus motivasi untuk kita. Sebab, Perumda Giri Tirta Gresik memang menginginkan ada perbaikan yang menyeluruh. Saya minta agar kinerja saya terus dikawal meskipun dengan menyampaikan pendapat dimuka umum,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Dirut juga menjawab satu persatu tuntutan masa mulai dari pelayanan hingga penyertaan modal. Menurutnya kekeruhan bahan baku air seringkali terjadi saat air baku dari kali Surabaya dan Umbulan gagal diolah. 

“Jadi Perumda Giri Tirta ini tidak memiliki sumber air baku sendiri. Kita beli air di Pemprov Jatim. Sehingga apabila sumbernya keruh, kemungkinan air yang kami distribusikan juga keruh meskipun tidak sekeruh air dari sumbernya,” ungkapnya.

Sedangkan terkait tuntutan kasus korupsi di Perumda Giri Tirta Gresik pihaknya menegaskan. Jika tuntutan itu salah alamat, mestikan bukan disampaikan ke Kantor Perumda Giri Tirta Gresik. Sebab, yang memiliki kewenangan terhadap kasus itu adalah penyidik KPK. 

“Saya tugaskan bahwa kasus dugaan korupsi itu terjadi, saat saya belum menjabat sebagai Dirut Perumda Giri Tirta Gresik,” imbaunya.

Untuk pelayanan air bersih pihaknya terus melakukan perbaikan kinerja. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pipa tua yang telah dia revitalisasi serta ada beberapa sumber air baku baru yang didapatkan saat dirinya menjadi dirut.

“Dulu saat awal dilantik saya diberikan target agar pelanggan Perumda Giri Tirta Gresik bertambah 1.000 pelanggan dalam lima tahun. Namun pada tahun kedua sudah bisa direalisasikan seiring dengan tambahan tiga sumber air baku baru,” terangnya.

“Saya menyadari memang dalam melayani masyarakat ini masih banyak keluhan. Mulai dari pipa sering bocor karena dimakan usia hingga keluhan seputar tagihan. Namun hal ini akan terus saya perbaiki maka dari itu saya butuh dikawal dan diingatkan,” pungkasnya.