Pembangunan Smelter Freeport Gresik Dianggap Lukai Hati Masyarakat Papua

Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Rilon Idorway dalam diskusi daring Jakarta Journalist Center/Repro
Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Rilon Idorway dalam diskusi daring Jakarta Journalist Center/Repro

Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur dianggap menyakiti masyarakat Papua.


"Pemindahan smelter milik PT Freeport yang terjadi di Gresik Jawa Timur, itu jelas melukai hati dan hak hidup orang Papua,” kata Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Rilon Idorway saat diskusi yang digelar Jakarta Journalist Center, Jakarta, Jumat (22/10).

Dalam diskusi daring bertajuk "Tudingan Rasis dan Pelanggaran HAM di Papua" ini, ia menyebut pemerintah menambah kesenjangan ekonomi dan sosial terhadap Papua. Apalagi proyek tersebut menyerap 40 ribu tenaga kerja di luar Papua meski baru dalam masa konstruksi.

“Ini melanggar HAM, entah sudah kesekian kali,” kritik Armando.

Bercerita kondisi Papua, Armando menyebut hingga kini pembangunan fasilitas pendidikan masih minim, khususnya pendidikan kedokteran. Upaya peningkatan SDM Papua pun tidak terlihat.

“Ketika membangun fasilitas olahraga untuk PON di Papua kami sangat bangga, tapi di sisi lain pengembangan SDM Papua belum setara, misalnya sekolah kedokteran," tegasnya.

Dalam diskusi tersebut, turut hadir pula peneliti senior LIPI, Hermawan Sulistyo; Wakil Kepala Badan Pengurus Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos; dan Wasekjen Pandawa Nusantara, Ronald Loblobly.