Pemkab Bondowoso Konsep 'Bondowoso Smart City'

FGD pembahasan Bondowoso Smart City/RMOLJatim
FGD pembahasan Bondowoso Smart City/RMOLJatim

Gagasan besar sedang dibahas pemerintah kabupaten (Pemkab) Bondowoso yang dikonsep dalam bentuk Bondowoso smart city, Jumat (13/11) di hotel Ijen View.


Dibahas dalam forum group discussion (FGD) bersama beberapa organisasi perangkat daerah (OPD), konsep smart city diawal akan dilakukan dengan khusus membangun terhadap Smart Goverment dan Smart Society.

Wabup Bondowoso, Irwan Bahtiar mengatakan,konsep Smart City ini tak harus meniru kota-kota besar lainnya atau bersikap 'gagah-gagahan digitalisasi'. Namun, menyesuaikan kebutuhan Bondowoso sendiri. 

"Tak harus meniru kota besar, kita kebutuhannya apa, sementara ini kebutuhannya Smart Goverment," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dalam Smart Goverment ini, pihaknya ingin mengintegrasikan proses penganggaran, perencanaan, hingga proses e-reporting, dan pengawasan by sistem. 

"Ini harus terintegrasi, sehingga saya menginginkan semua sudah by sistem. Menyusun KKUA-PPS, dari perencanaan sampai APBD itu semua sudah by sistem," ujarnya. 

Ia mengharapkan agar 'Smart City' harus sudah terbangun di Bondowoso pada tahun 2022. 

Karena itulah, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan piranti atau perangkat lunak dan sistemnya yang akan diintegrasikan antar organisasi perangkat daerah (OPD). Dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) melalui Diskominfo setempat.

"Dan harapan kita nanti di 2022 smart city ini sudah terbangun, khususnya Smart Government dan Smart Society," lanjutnya. 

Kebutuhan anggarannya sendiri saat ini masih belum bisa ditentukan, kata Wabup Irwan, penyebabnya karena masih akan mengidentifikasi semua aplikasi yang ada, berikut kebutuhan yang diperlukan. 

Ditambahkan oleh Kepala Diskominfo Bondowoso, Ghozal Rawan, bahwa dalam FGD ini pihaknya membentuk tim survey untuk mengidentifikasi atau memetakan bagaimana kondisi Bondowoso untuk menuju smart city. Mengingat di tiap OPD sendiri telah memiliki aplikasi. 

"Tinggal, bagaimana aplikasi-aplikasi yang ada di OPD masing-masing itu bisa terintegrasi," ujarnya. 

Ia menyebut dalam proses survey ini pihaknya menggandeng Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya. Diharapkan, sebelum 17 Desember 2021 proses survey sudah selesai. 

Sehingga, nanti pihaknya bisa segera mendapat rekomendasi untuk langkah berikutnya. 

"Setelah pemetaan itu, (diketahui,red) apa yang dibutuhkan Bondowoso," ujarnya. 

Disebutnya, realisasi smart city ini sebagaimana dalam RAKPD diharapkan bisa mempermudah layanan pemerintah bagi masyarakat melalui memanfaatkan teknologi informasi. 

Dr. Ir Endroyono, DEA, Manajer Pusat TIK dan Robotika, ITS Surabaya, menerangkan, untuk menjadi smart city tak harus meniru kabupaten/kota lain. Namun, melihat dari kebutuhannya. 

"Jadi Bondowoso kita melihatnya dari smart government, kalau tata kelolanya sudah bagus, bisa optimal, maka dengan gampang geser ke smart society. Meningkatkan layanan masyarakat, kalau masyarakat terlayani, maka ekonomi juga naik," pungkasnya. 

Perlu diketahui, FGD tersebut turut diikuti oleh seluruh Kepala Dinas di Bondowoso dan akan dilakukan pertemuan lanjutan dalam FGD selanjutnya.