Sirkuit Mandalika Diresmikan, Abdul Rachman Thaha Kecewa Presiden Jokowi Tak Pakai Esemka

Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha/Net
Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha/Net

Presiden Joko Widodo telah meresmikan Mandalika International Street Circuit, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (12/1) kemarin.


Namun, DPD RI menyayangkan test drive di sirkuit tersebut tidak mengendarai mobil Esemka yang notabene produk dalam negeri.

Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha mengatakan, awalnya ia menyangka Jokowi akan mengendarai Esemka untuk membuktikan janjinya. Bahkan, sebelum menjabat sebagai Presiden, Esemka dinyatakan benar-benar diproduksi dan sudah laik kendara di jalan raya.

"Saya kira Pak Jokowi demonstrasikan itu di Mandalika. Tapi ternyata presiden naik motor toh," ucapnya, dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (12/11).

Oleh sebab itu, dirinya masih sangat berharap Esemka betul-betul diproduksi massal dan punya daya saing dengan mobil-mobil lain. Menurutnya, Jokowi masih memiliki waktu sekitar tiga tahun untuk memberikan legacy di bidang industri kendaraan bermotor.

"Itu sekaligus untuk memotivasi murid-murid di Tanah Air bahwa SMK bidang otomotif itu punya prospek baik," tuturnya.

Abdul tak menampik sirkuit Mandalika memang sangat mempesona, terlepas adanya aksi unboxing yang kampungan dan memalukan. Meski begitu, pihaknya sangat mendukung sirkuit Mandalika menjadi lokasi kontes balap kelas dunia ditambah ke depannya akan digunakan perhelatan Formula E.

"Sirkuit Mandalika dan tiga ajang balap di sana disebut-sebut sebagai cara untuk mendatangkan devisa. Nah, ini mindset yang betul," lanjutnya.

Lebih lanjutnya, tambah Abdul, semua pihak tentunya membaca dan menyimak berita tentang Pemerintahan Jokowi yang berutang lagi. Bahkan, sebagian pihak menilai langkah tersebut nagus guna menantang generasi mendatang untuk bekerja keras.

"Ya, enteng mereka katakan akal-akalan itu, karena ketika generasi mendatang bekerja jungkir balik untuk mencicil utang plus bunganya, orang-orang pro-utang itu sudah masuk liang lahat. Akal sehat saja; siapa orang yang nyaman hidup dengan cara berutang? Tidak ada," tambahnya.

"Beruntung MUI yang mengharamkan pinjaman online, tidak sampai memfatwakan haram pinjaman luar negeri!" tutupnya.